• Penyesalan

    Seperti Biasa Setiap tahun ajaran baru. bagi para siswa dan siswi baru, Biasanya melakukan kegiatan rutin setiap tahunnya yaitu MOS atau Orientasi Pendidikan.Semua hari yang kujalani biasa saja sambil terus mencari teman dan pangalaman baru.

    ***

    di Hari Kedua Masuk Sekolah...
    Pelajaran pun mulai berlangsung seperti biasanya dan para siswa memulai kegiatan belajar.

    Tiba-tiba saja konsentrasi ku dan siswa lainnya terhenti sejenak ketika terdengar suara ketukan pintu berbunyi ,

    Ternyata wakil kepala sekolah kami, beserta seorang cewek yang belum pernah aku dan teman-temanku kenal sebelumnya.

    Pada saat itu wakil kepala sekolah kami berbicara di hadapan kami semua

    “anak – anak, di kelas kalian ini ada siswi baru. Seharusnya ia masuk sekolah sama di hari pertama kalian masuk. tapi berhubung karena ada keperluan Keluarga di singapura, maka ia menunda jadwal pertama masuk sekolah…”

    Setelah pak guru menjelaskan perihal cewek baru itu, kemudian pak guru menyuruh anak itu untuk memperkenalkan dirinya. Memang terlihat dari wajah gadis itu ada sedikit keraguan, tapi akhirnya dia bersuara juga. Dia kemudian langsung memperkenalkan diri kepada kami semua,

    “ Nama saya Evii, saya berasal dari SMP Bhakti Persada. Senang berkenalan dengan kalian semua…” setelah dia memperkenalkan diri, kemudian wakil kepala sekolah kami menyuruh

    dia untuk duduk di bangku yang masih kosong.

    kebetulan saat itu bangku yang kosong ada di depan meja aku ….

    Saat itu juga cewek cantik itu langsung duduk di depan mejaku.

    senang banget rasanya cewek secantik dia itu langsung dihadapan ku. Tapi aku gak boleh lama-lama mengagumi dia, karna aku harus ngelanjutin pelajaran yang sempat tertunda tadi.


    ***
    Sekarang waktunya istirahat dan sekarang juga saatnya aku untuk berkenalan dengan dia, supaya lebih dekat ….

    Aku mulai bertanya padanya, “ hayyy….nama kamu Evii ya???? Kalau boleh tau rumah kamu di mana sih???”, saat itu dia diam saja.

    Tapi beberapa lama kemudian dia kemudian menjawab, “ Rumah ku deket kok dari sini,kebetulan aku juga baru pindah….jadi aku lupa nama jalannya itu apa, tapi seingat aku,, di dekat masjid yang warna hijau itu deh kayaknya…”

    Dalam hati ku berpikir….masjid yang warna hijau itu kan adanya di sebelah gang rumahku, berarti rumah dia deket donk dengan rumah ku...

    kemudian aku balik jawab, “ jalan itu namanya gang Lestari, berarti deket donk dengan rumah ku???. Kalau begitu kita pulang bareng yuk???

    Dia kemudian langsung meng-iyakan ajakan ku,,


    * * *

    Bel tanda pulang sudah berbunyi, aku sudah tidak sabar untuk bisa pulang bareng dia. Kami keluar dari kelas bersama-sama. Setelah ku perhatiin dia orangnya pendiam juga. Sampailah kami di gerbang sekolah, aku memintanya untuk menunggu di gerbang itu dan kemudian aku mengambil motor yg ku parkir tidak jauh dari kantin sekolah.

    * * *
    Hampir satu tahun berlalu semenjak hari itu. Hubungan pertemanan kami juga semakin akrab.

    Tapi yang anehnya dia hanya mau berteman dan dekat denganku. Padahal dia tau, banyak juga cowok di sekolah ini yang mengaguminya…tapi sepertinya dia tidak peduli, malah dia menjauhi mereka semua dan Cuma mau berteman denganku. Tapi tidak apa-apa…yang penting dia tetap dekat denganku.


    Tapi lama-kelamaan timbul rasa aneh yang paling aku takuti..

    aku gak mau sampai rasa itu timbul padaku. Tapi kusadari, aku tak bisa menolaknya. Ternyata aku menyukai Evii !!

    Oh tuhan….kenapa rasa itu sampai terjadi dan menimpaku?. Tapi untungnya aku bisa menutupinya dari Evii karena aku tidak mau berharap lebih darinya.

    Dia begitu sempurna bagiku…bagaimana tidak sempurna?? Dia cantik, baik, dan kaya.

    Dia baik aja denganku aku sudah bahagia….tapi menurutku dia begitu perhatian dengan ku. Dia selalu membantuku jika aku dalam kesulitan, atau selalu menanyakan apakah aku sudah makan atau belum. dia perhatian banget. Dalam hatiku slalu bertanya :

    “ jangan-jangan dia juga menyukaiku..?? tapi itu kayaknya mustahil banget”.

    * * *

    Hari ini praktek olahraga. Semua orang di kelasku termasuk aku sudah berada di lapangan. Tapi aku lupa membawa air mineral untuk persediaan nanti, Terpaksa aku balik lagi ke kelas.

    Sesampainya di kelas, aku melihat Evii duduk di bangkunya sendirian.

    Aku bertanya dalam hati, Evi kok nggak ikut olahraga?.

    Akh daripada penasaran, mendingan ku tanyain langsung aja,

    “ Vii, kamu kok gak ikut olahraga? Kamu lagi sakit ya?”.

    Saat itu juga dia langsung menjawab, “ gak koq, aku Cuma gak enak badan aja”

    Duh….kasiannya lihat Evii, dengan rasa penasaran aku langsung menempelkan telapak tangan ku di dahinya, dan sontak saja aku terkejut. Badannya panas banget!!!. Aku bilang padanya supaya di bawa ke ruang UKS saja tapi dia menolak.

    Walaupun begitu, tetap saja aku akan memberitahukan ini ke petugas UKS sekolah kami. Ketika aku akan pergi, dia menarik tanganku dan mendekatkanku ke wajahnya.

    “ Sudah…gak usah khawatir, aku baik-baik aja kok kamu tenang aja..”

    waw….wajahnya deket banget dengan wajahku,,langsung saja aku deg-degan..
    tapi segera ku lepaskan tangannya. Tapi sepertinya di menolak karna dia tetap menggenggam tanganku.

    “ Rist…ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu…tapi aku takut kamu bakalan menolaknya” terdengar suaranya ragu-ragu…

    tapi segera ku menjawab, “memangnya apa yang ingin kamu katakan, Vii”.

    Dia terdiam sejenak, tapi akhirnya dia melanjutkan ucapannya,

    “ sebenarnya dari dulu aku menyukai kamu, sebelum aku memasuki sekolah ini. Aku sudah melihat kamu lebih dulu. Saat aku dan papaku berjalan-jalan di sekitar daerah ini untuk mencari lokasi rumah baru, aku melihat kamu sedang bercanda bersama temanmu di sebuah warung.

    Ntah knapa rasanya aku langsung tertarik padamu. Aku tanyakan kepada orang di sekitar tentang kamu, ternyata kamu sebaya denganku dan baru saja tamat SMP juga.

    Begitu aku tau kamu sudah mendaftar diri di sekolah ini, aku langsung meminta ijin pada papaku untuk segera mendaftarkanku di sekolah ini juga.

    Sebenarnya papaku tidak mengijinkannya karena aku baru saja akan didaftarkan di sekolah yang bertaraf internasional

    Tapi akhirnya papaku menuruti keinginanku, dan kamu tau kanapa aku memaksa untuk tetap bersekolah disini ??

    Karena aku ingin mengenalmu lebih dekat Ris,..

    aku ingin kamu dan aku pada akhirnya bisa selalu bersama.

    Dan akhirnya keinginanku terkabul.
    Tapi aku tidak tau pasti kamu mau menerimaku atau tidak Ris.

    Yang pasti ku sudah berkata jujur padamu karena sudah dari dulu perasaan ini aku pendam.

    “Riski….aku mau kamu berkata jujur padaku, kamu mau enggak,menerima aku jadi pacarmu ??”,

    pertanyaan Evii saat itu membuat aku terkejut, mengapa tidak dari dulu aku mengaguminya dan ternyata dia diam-diam juga menyukaiku!!!!

    Astaga,, Ternyata pengorbanannya cukup besar juga untukku..


    Beberapa saat kemudian dengan sedikit malu-malu,karena baru pertama kalinya aku di tembak sama cewek, aku langsung menjawab,

    “aku tidak menyangka akan jadinya begini, tapi tahukah kamu Vii, dari dulu juga aku sudah menyukaimu…

    dan aku juga Ingin menjadi pacarmu…”…

    Pernyataan itu membuat Evii terkejut.

    Dia langsung bertanya “ kamu yakin dengan jawabanmu itu?”.

    “ ya, aku sangat yakin” ku langsung menjawab pertanyaannya.

    Saat itu juga dia menangis terharu, dan langsung memelukku dan Sepertinya dia sudah melupakan rasa sakitnya.

    Namun, saat itu juga ku melepaskan pelukannya karena aku harus melanjutkan olahragaku yang sempat tertunda tadi. Tapi, sebelum aku pergi aku memaksanya untuk tetap pergi keruang UKS.

    Mungkin karena saking senangnya, dia langsung menuruti perintahku.

    “ hati-hati ya sayang olahraganya”….dia mengatakannya padaku.

    Dengan tersenyum ku juga menjawab, “ ya sayank, cepat sembuh juga ya, jangan lupa minum obat”,

    * * *
    Sudah sebulan kami jadian dan belum ada satupun dari temen-teman kami yang mengetahuinya. Tapi itu memang ku sengaja karena ku tahu Evii adalah cewek yg amat populer di sekolahku.

    Sebenarnya Evii ingin semua orang mengetahui tentang hubungan ini, tapi aku menolaknya, ntar aku malah di benci teman-temanku karena ku sudah mengambil hatinya cewek idaman mereka,


    ***
    Tapi, sepertinya ada yang disembunyikan Evii dariku. aku tidak tau itu apa.

    Aku tidak mau berprasangka buruk dulu padanya, karena ku tau, Evii adalah cewek yang setia. Dia amat menyayangiku. Jadi, tidak mungkin dia mengkhianati hubungan kami.


    Suatu saat, aku memergoki Evii sedang membaca selembar Surat, tapi begitu mengetahui kedatanganku, di langsung menyembunyikannya. Aku berusaha memaksanya untuk melihat, tapi dia menolak. Saat itulah kecurigaan ku berawal…


    ***
    Sebulan kemudian, Evii pergi selama dua minggu dan dia tidak memberitahukan kemana kepergiannya itu kepadaku. Sebagai pacar, aku seperti mulai merasa tidak di hargai.

    Masa’ dia pergi selama itu tidak memberitahuku?

    Saat itulah ku mulai jenuh dengannya.

    Dan disaat kepulangannya, dia langsung mendatangi rumahku,

    dia langsung bertanya, “kamu koq gak menghubungi aku beberapa hari ini?”,

    disaat itu juga ku langsung menjawab, “ Apah..? gak salah?? Kayaknya kamu yang kayak gitu dech. Kemana aja kamu dua minggu terakhir ? kenapa kamu gak kasih kabar ke aku? aku ini kan pacar kamu!!!”


    Dia terdiam sejenak dan sepertinya tidak menjawab pertanyaanku. Melihat responnya seperti itu, aku langsung mengatakan padanya,

    “kamu gak berani menjawab kan??”

    “bukan gitu yank.. aku per-gi ke-….” Dengan terbata-bata dia menjawabnya

    dan ku langsung memotong pembicaraannya, “sudah jelas kan semua??
    Menjawab itu saja kamu ketakutan, berarti dugaanku selama ini benar, kamu Selingkuh !!!
    yaudahlah gini aja, mulai hari ini kita putus !!!”

    Begitu mendengar keputusanku, dia langsung menjawab,
    “kok secepat itu keputusan kamu?? ini semua bisa aku jelaskan…”,

    “alaahhhh,, gak ada yang perlu kamu jelaskan lagi, semuanya kan sudah jelas, mulai sekarang, anggap saja kita gak ada hubungan apa-apa…”.

    Di saat mendengar ucapanku, ku lihat dia menangis!!!

    Dia langsung berkata,
    “kalau memang ini keputusanmu, ku terima. Tapi kamu harus tahu, tidak ada cowok lain selain kamu. Aku bukan cewek seperti yang kamu bayangkan. Di dalam hati ini aku tulus mencintai kamu, Ris. Terimakasih karena kamu sempat menjadi orang yang istimewa di hidupku., aku tidak akan pernah melupakanmu…..”


    itulah kata-kata terakhir yang ku dengar dari mulut Evii. Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia langsung pergi meninggalkanku….
    tapi dalam hati yang paling dalam sebenarnya aku tidak ingin perpisahan ini sampai terjadi…


    ***
    Hari-hari di sekolah terasa tidak istimewa lagi setelah kejadian itu.

    Memang, setelah Evii datang ke rumahku dan menemuiku waktu itu, dia tidak pernah datang ke sekolah lagi. Namun aku sudah tidak memperdulikannya lagi.

    ***
    Setelah seminggu kemudian, di kelasku sedang konsentrasinya melihat guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Namun terhenti sejenak saat kepala sekolahku datang, sepertinya ada sesuatu yang ingin di beritahukannya.

    Kepala sekolah kami dengan raut wajah serius dan seperti tidak percaya, akhirnya memberitahukan sesuatu yang pada akhirnya sulit untuk ku percaya…

    ”anak-anak, di sekolah kita tercinta ini, kita semua baru saja kehilangan murid sekaligus teman kalian. Dia di panggil yang maha Kuasa tadi malam… EVI SEPTIANI.
    Dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sakit Singapore sesa’at setelah menjalani operasi atas penyakit yang di deritanya, yaitu kanker otak.
    Marilah kita semua berdoa, Semoga arwahnya diterima di sisi tuhan yang maha kuasa…”

    Setelah mendengar ucapan dari Bapak kepala sekolah, sepertinya dunia ini berhenti berputar.
    aku gak percaya dengan kenyataan ini …
    ternyata dia menyembunyikan ini dari ku tentang penyakitnya !!

    Sepulang sekolah, ku berlari menuju rumahnya…
    terlihat ada banyak orang di sana dan juga sebuah karangan bunga menandakan bahwa ada yang berduka cita di sana.

    Tanpa menunggu lama lagi, ku langsung memasuki rumahnya dan….
    astaga….. ku melihat Evii terbaring di sana !!!.
    Batin ini menjerit….dan masih tidak terima atas kenyataan ini.

    Ku langsung menghampiri jasadnya…terlihat wajahnya kaku namun tersenyum seperti memberi isyarat bahwa dia bahagia di sana….
    tapi ku masih belum menerima kenyataan ini !!!

    Oh tuhan…kenapa ini semua begitu cepat terjadi?? Ku masih mencintai dia
    tapi dia begitu cepat meninggalkanku.

    Disaat ku larut dalam tangisan, terasa pundakku di tepuk. Setelah menoleh ke belakang, aku melihat seorang cowok yang sepertinya masih SMP memberi isyarat bahwa dia ingin berbicara padaku.

    Aku pun mengikutinya ke sebuah kamar yang ternyata itu adalah kamar Evi. Di sana aku melihat fotoku tetap menghiasi dinding Kamarnya….
    ternyata tidak ku sangka, walaupun aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya, dia tetap mencintaiku..

    oh tuhan…betapa jahatnya diriku memutuskannya di saat dia membutuhkanku….

    Ku lihat cowok yang ternyata adiknya Evii itu memberikan sebuah surat padaku. Dia mengatakan sebelum kakaknya itu menghembuskan nafasnya yang terakhir…
    dia menyuruh adiknya untuk memberikan surat itu padaku.

    Dan setelah ku buka, ku langsung menangis sesedih dan sakitnya aku ketika ku baca isinya.

    Dia menuliskan:

    “ Dear Risky….

    Ketika kamu membaca surat ini, berarti aku sudah tidak ada lagi di dunia ini.
    Maaf jika aku menyembunyikan semua ini darimu…
    aku tidak mau kamu terus memikirkan ku.
    Ketika kamu melihat aku menyembunyikan sebuah kertas,karena sebenarnya itu adalah Surat mengenai penyakit ku…

    aku tidak mau kau sampai mengetahui semuanya…
    dan ketika aku tidak memberitahukan kepergianku waktu itu,
    karena aku tidak ingin kamu mengkhawatirkanku karena di saat itu aku ingin menjalankan operasiku yang ketiga..
    aku memang mengidap penyakit kanker otak…
    aku tidak ingin kamu mengetahui penyakitku yang sebenarnya karena ku takut kamu tidak mau menerimaku dan malah meninggalkanku.
    Ketahuilah Riss,….kamu begitu berarti bagiku. Aku tidak mau sampai mengecewakanmu…dan aku tidak mau sampai kehilangan kamu..
    tapi perpisahan itu telah terjadi,,,sebenarnya hatiku hancur saat itu semua terjadi..
    tapi aku harus bisa menerimanya jika itu dapat membuatmu bahagia.

    Walaupun aku sudah tidak di dunia ini lagi, tapi aku akan tetap mencintaimu dan tetap memperhatikanmu di sana.
    Mohon jangan tangisi kepergianku karena itu akan membuat hatiku sakit dan tidak tega meninggalkanmu…..
    Aku akan tetap selalu ada di hatimu dan selalu menjagamu……
    Kau yang terindah…

    dari Yang mencintaimu,
    Evi Septiani.

    **

    Tangisanku tak bisa di bendung lagi ketika membaca surat itu.
    Ternyata aku telah salah menilainya….
    kesetiaannya yang begitu kuat tapi aku malah meragukannya…
    cintanya begitu besar untukku tapi aku membalas dengan malah menyakitinya.

    Maafkan aku Vii….
    aku sangat menyesal karena telah berburuk sangka padamu.
    Tapi ku lakuin itu karena aku sangat sayang padamu, ku gak mau kamu meninggalkanku dan pergi dengan yang lain…tapi semuanya telah terlambat…
    aku tak bisa berbuat apa-apa lagi…
    yang bisa kulakukan hanya menangis dan terus menangis…

    ***

    Aku ikut mengantarkan Evi di tempat peristirahatannya yang terakhir.
    Walaupun air mata ini terus mengalir, tapi aku harus ikhlas melepaskannya. Mungkin hanya surga tempat yang pantas buat orang sebaik dia…

    Selamat jalan Evi…
    aku akan tetap mengenangmu meskipun kita telah berpisah,,,
    namun hati ini masih untukmu…
    di setiap do’aku akan kuselipkan namamu…
    agar tuhan tahu bahwa kau orang yang paling berarti dalam hidupku...

    … Miss you…

    0 komentar

  • Antara 3 Cinta

    Di suatu sore disebuah rumah makan yang terletak dipusat kota Jakarta, terlihat Riska sedang duduk menyantap makanannya. Tanpa disadarinya terlihat juga sepasang mata memperhatikannya dari sebuah kursi yang tak jauh dari tempat duduknya.

    ’’eh Reza,disini juga.’’ Sapa Riska saat tersadar ada Reza didekatnya.

    ‘’iya, boleh aku duduk disitu?’’ jawab Reza.

    ‘’kenapa tidak…’’ sahut Riska.

    Mereka pun mengobrol dan terciptalah keakraban diantara mereka,padahal selama 2 tahun ini mereka satu sekolahan,tapi mereka jarang sekali bertegur sapa, dan entah kenapa hari itu Reza dan Riska terlihat akrab.

    ‘’besok weekend ya.. kamu ada planing kemana?” Tanya Reza.

    “gak ada rencana sih mau kemana. Ya paling jalan sama teman-teman” jawab Riska

    Obrolan itu terhenti saat reza menerima telepon, dan dia pamit untuk pulang lebih dulu karena mendapat panggilan untuk menjemput adiknya. Selepas Reza pergi tinggallah Riska duduk sendiri lagi.

    “ bosen ah, mendingan aku online dech.”gumam Riska sambil membuka akun facebooknya.

    Riska meng-update status yang bertuliskan lirik sebuah lagu yang baru saja didengarnya.

    “bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku.”

    Beberapa saat setelah menulis status itu,mampir sebuah pemberitahuan bahwa Sisil, sahabat dekat Riska mengomentari statusnya.

    “siapa sih ka? Kayaknya lagi mendam rasa ‘ma seseorang ya,, cerita dong..”

    Rischa memang tidak pernah menceritakan kepada siapapun bahwa selama ini dia sedang menyimpan rasa pada seseorang. Hanya diari mungilnya yang menjadi saksi bisu gundah gulana hatinya. Dia berusaha mengelak dari pertanyaan Sisil.

    “gak kok,itu cuma lirik lagu aja…” jawab Riska.

    Memang sudah lama Riska memperhatikan Vino,teman satu sekolahannya, namun tak ada keberanian untuk mengatakannya. Mereka hanya bisa mengobrol seperti teman biasa, dan Riska risih jika harus berhadapan dengan Vino,karena dia harus menutupi rasa gugupnya.

    ***

    “hai Vin,,ujan-ujan gini mau pulang?” Tanya Riska saat bertemu Vino di parkiran sekolah.

    “nunggu ujan sih lama, ujan kayak gini biasanya awet loh..” sahut Vino ramah.

    “oh,ya udah..hati-hati ya,,,” pesan Riska.

    Senyum mengembang di bibirnya karena baru saja berpapasan dengan pujaan hati tercinta. Sesampainya dirumah,Riska masih saja teringat wajah Vino tadi,tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunannya. Satu pesan dari Rian, teman satu sekolahannya.

    “hai Ka..lag ngapain? udah makan belum?” begitulah isi sms tersebut.

    “ngapain lagi Rian nhi sms,,gak kapok-kapok juga apa.” Batin Riska kesal.

    Begitulah Rian, selalu membuat Riska risih dengan sikapnya. Selalu sms gak jelas,gak penting pula. Kalau mereka ketemu, pati selalu saja ada kejahilan yang dibuat Rian kepada Riska. Riska sering dibuat kesal dengan sikap Rian terhadapnya yang dia sendiri tidak tahu apa maksud dan tujuan dari Rian bersikap seperti itu.

    “mending aku mikirin Vino. Andai saja Vino yang sms. Aminnnnn,,”gumam riska.

    Lagi-lagi Riska meng-update status facebok-nya yang bernada sedih.

    “oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu….” Begitulah lirik lagu yang menjadi status facebooknya.

    “aduh..ngapain sih mikirin Vino lagi,gak bisa berhenti bentar aja kenapa. Kalau bisa jangan berharap lebih deh sama dia,,lupain aja perasaan ini. Lagian dia juga gak bakalan tau perassan aku kalau aku gak ngasih tau ke dia,kalau aku cuma diem aja. Lagian ternyata susah juga nyimpan rasa ini sendirian.” Batin Riska berbicara sendiri.

    Besoknya dia memutuskan untuk menceritakan tentang perasaan gundah gulananya selama ini dengan Deva, sahabatnya.

    “udahlah Ka,ngapain sih ngarepin yang gak pasti. Toh, dia kan juga gak tau. Angggap aja kamu itu cuma mengagumi.” Saran Deva.

    “ya niatnya sih emang mau ngelupain dia, tapi kan kita satu sekolah. Tiap hari ketemu, gimana caranya ngelupain? Mana tiap ketemu dia,aku jadi lupa sama niatku buat ngelupain dia.”

    “waduh,,kenapa jadi aku yang bingung ya? Gini aja, kamu jangan maksain buat ngelupain dia, jalanin aja dulu..siapa tahu lama-lama dia bakalan nangkap sinyal-sinyal kamu dan bakalan tahu perasaan kamu ke dia. Kamu berdo’a aja.”

    “eh tapi Va, gue juga ngerasa sinyal-sinyal dari dia. Kadang nih ya,aku sering ngeliatin dia.. eh kadang aku sering ketemu mata sama dia.’

    “jangan-jangan tanpa kamu tahu,dia juga sering ngeliatin kamu.”

    “hmm…..semoga aja, jadi aku gak galau lagi, ya gak?”

    ‘amiinn..aku do’ain aja deh.”

    ***

    Pagi yang cerah membuka semangat baru bagi Riska untuk memulai aktivitasnya di sekolah. Lagi-lagi Riska bertemu Rian di koridor sekolah dan Rian lagi-lagi mencoba menggodanya. Dengan sengaja dia menarik tangan Riska hingga Riska tersungkur ke tubuh Rian.

    “ih.kamu gak bisa diem apa. Sehari aja gak jahil bisa gak?’ serang Riska garang.

    Rian pun hanya membalas dengan senyuman. Dan itu membuat Riska bertambah kesal.

    “aduh Va, Rian tuh gak bisa berheti gangguin orang. Tiap malem aja pasti ada sms dari dia,yang isinya tuh gak penting banget.” Cerita Riska kepada Deva.

    “wah jangan-jangan dia naksir kamu ka” goda Deva.

    “ waduh..aku mohon dengan sangat,,jangan sampai itu terjadi. Aku kan pengennya deketin Vino.kenapa jadi temennya yang kecantol.”

    Deva hanya tertawa melihat wajah sahabatnya itu yang sedang gusar.

    ***

    Malam ini Riska merenung sambil mendengarkan lagu favoritnya. Sementara matanya tak beralih dari langit yang berhiaskan bintang berkilauan. Sesekali matanya memandang foto Vino yang kemarin dia curi dari handphone temannya.

    “Vin,kapan kamu bisa ngerti perasaan aku,kapan kamu bisa tau? Aku capek mendam rasa ini sendirian Vin.kapan kamu tahu,aku disini nunggu kamu Vin.” Gumam riska.

    Untuk menghibur dirinya,dia membuka akun facebook-nya dan ada satu pesan yang ternyata dari Reza dan isinya cukup mengagetkan Riska.

    “ ka..i love you.” Riska membaca pesan itu berulang kali.

    Besoknya Riska langsung menceritakan itu kepada Deva.

    “waduh ka,jangan-jangan Reza……” Deva menggantungkan kalimatnya.

    “jangan-jangan apa Va..” Tanya Riska.

    “ Ya…jangan dong Va, kemarin Rian,sekarang Reza, coba aja Vino,pasti aku tanggapin dengan senang hati.” Riska mengerti maksud kalimat Deva setelah sesaat berfikir.

    “ ya udah deh..aku tahu cintanya Cuma buat Vino seorang, yang lain bisanya ngarep aja deh.” Kata Deva sambil tersenyum.

    ***



    Rasa suka yang dialami Riska terus hadir walaupun dia telah mencoba untuk mengabaikan rasa itu. Tiba-tiba datang Deva mengusik ketenangannya yang sedang merenung.

    “ hey, Riska Vino.” Kaget Deva.

    “ apaan sih, Riska aja, bukan Riska Vino.”

    “bentar lagi juga bakalan jadi Riska Vino” goda Deva.

    “Amiinn Ya Allah…..” harap riska.

    “eh, kamu tahu gak,aku denger kemarin Vino jalan sama adek kelas kita, si Yessi itu lho.”adu Deva.

    “ya terserah dia lah. Aku juga gak akan terlalu berharap banyak sama dia.” Sahut Riska sedikit kecewa.

    “loh,tadi baru bilang aminn, sekarang udah gitu lagi.” Goda Deva lagi.

    ***

    Entah kenapa rasa itu perlahan hilang, namun tetap saja sisa-sisa cinta itu masih tertinggal dihati Riska. Suatu saat ketika dia sedang duduk bersama temannya, terlihat Vino dan Rico,teman sekelas Riska sedang ngobrol dan kelihatannya percakapannya serius. Rico pun meninggalkan Vino dan duduk di bangku dekat Riska sambil menggerutu.

    “tuh anak bikin kesel aja. Apa sih maunya.” Geram rico.

    Riska hanya bisa heran melihat sikap Rico. Tiba-tiba datang lagi Vino menuju kearah Rico. Riska mulai melihat sinyal-sinyal negatif dari wajah Vino.

    “wah,dari tampangnya,kayaknya bakal ada perang nih. Gawat, aku harus cegah.” Gumam Riska.

    Saat Vino lewat didepannya.

    “Vino..jangan,kalian apa-apaan sih.” Cegat Riska.

    “aku juga gak tau ka,kayaknya aku gak ngerasa punya salah sama dia,tapi dia ngajak ribut kayaknya.” Jelas Vino berhenti sebentar,lalu meneruskan jalannya ke arah Rico.

    Riska hanya bisa melihat mereka dari tempat duduknya.

    “loe gak ngehargain cewek Vin,loe gak ngerti perasaan mereka.” Sergah Rico tiba-tiba.

    “maksud loe apa?kok ngebahas cewek?”Tanya Vino tak mengerti.

    “loe tahu,selama ini diam-diam ada seseorang yang ngarepin loe,nunggu loe. Loe gak tau kan?”

    “siapa?”

    “loe pikirin aja sendiri.kira-kira siapa orang itu.”

    Vino hanya bisa heran dan tampak bingung mendengar perkataan Rico. Dia bertanya-tanya dalam hati,siapa yang dimaksud Rico tadi.

    ***

    Riska tiduran dikamarnya sambil mendengar mp3 di handphonenya.

    “ Tuhan,kenapa sat aku mencintai seseorang. Dia tidak bisa membaca apa yang kurasakan. Namun disaat ada seseorang yang membuka hatinya untukku,aku malah tidak bisa merasakan cintanya. Kenapa aku gak bisa dicintai oleh orang yang juga aku cintai.” Gumam Riska.

    Dering handphone membuyarkan lamunannya.

    “apa mungkin aku hanya bisa berharap tanpa bisa memilikinya.” Riska membaca sms yang ternyata datang dari Rico.

    “maksudnya?” Riska bertanya-tanya sendiri.

    Otak Riska mulai berimajinasi. Selama ini sikap Rico memang baik dengannya dan mereka cukup akrab.

    “ah,tapi gak mungkin. Sikap dia kan cuma sebatas teman aja,gak lebih kok.” Riska menepis pikiran itu.

    ***

    Sementara itu, Vino masih kepikiran dengan ucapan Rico. Dia masih mencari-cari siapa yang diam-diam menunggunya selama ini.

    “udah tahu orangnya?” Tanya Rico saat mereka berpapasan di kantin sekolah.

    “belum.siapa sih” Tanya Vino.

    “yakin mau tahu” Tanya Rico lagi.

    “cepetan lah Co,gue penasaran nih.”

    “Adelia Priska.alias Riska.”

    “gak mungkin Co. loe tau darimana?” Tanya Vino,tidak yakin dengan ucapan Rico.

    “gue denger dari mulut dia sendiri saat dia sedang curhat dengan Deva dikelas. Gue gak sengaja denger.sekarang loe tahu kan,dan gue harap loe bisa dewasa nentuin sikap.jangan biarkan dia nunggu loe terus dengan harapan-harapan kosong yang bakal nyakitin dia.” Jelas rico.

    “maksudnya?” Vino bertambah bingung.

    Pertanyaan itu diabaikan Rico,dan dia berlalu pergi meninggalkan Vino. Akhirnya Vino memutuskan untuk menanyakan sendiri dengan Riska.

    “ ka, bener apa yang dibilang Rico kalau selama ini loe diam-diam merhatiin gue?”

    Riska pun kaget membaca isi sms yang datang dari Vino tersebut. Dia pun bingung harus menjawab apa, lalu diabaikannya sms Vino.

    Besoknya di sekolah, kebetulan Riska berpapasan dengan Vino dan Vino langsung memanfaatkan kesempatan itu.

    “ Ka, kenapa semalem kamu gak jawab pertanyaan aku? Bener apa yang dibilang Rico?” sergah Vino.

    Tak sengaja Rico lewat dan Vino langsung mencegat Rico.

    “ co, jelasin apa yang loe bilang sama gue kemaren?”

    “loe tahu darimna Co?” Tanya Riska.

    “gue gak sengaja denger curhat loe sama Deva waktu itu.”

    “trus kenapa loe bilang semuanya sama Vino.” Tanya Riska lagi,dan Rico pun terdiam.

    “ jawab co, kenapa?”

    “sampai kapan loe mampu mendam rasa ini sendirian ka. Gue gak mau liat loe sedih karena cinta loe gak pernah dibalas. Bahkan Vino mungkin gak akan tahu kalau gue gak bilang langsung sama dia...” Jelas Rico

    “tapi Rico…”

    “ gue Cuma mau liat loe seneng Ka.” Potong Rico.

    Riska terdiam dan dia menatap Rico.

    “maksud loe?” Tanya Riska lagi sambil menatap Rico.

    “loe ingat sms gue dulu ke loe. Itu isi hati gue Ka.” Riska teringat sms Rico waktu itu, dan dia menarik nafas perlahan sambil menundukkan kepala.

    ”karena gue ingin loe bahagia,jadi gue bilang semuanya sama Vino Ka.’ Lanjut Rico lagi.

    “Rico…terus gimana…”

    “gue gak apa-apa Ka. Asal loe bahagia.” Rico memotong kalimat Riska.

    Riska diam dan mengalihkan pandangannya ke arah Vino.

    “ Vin.itu semua benar. Tapi itu dulu,dan sekarang gue udah gak ngarepin balasan dari loe lagi. Lagian gue juga gak mau maksa loe buat nerima gue. Karena gue tahu, loe gak akan bisa mencintai gue seperti gue dulu ke loe.” Jelas Riska.

    “maksud loe Ka?” Tanya Rico dan Vino serempak.

    “ya,gue udah ngubur perasaan itu dalam-dalam. Dan sekarang gue gak lagi ngarepin Vino kok, loe tenang aja Vin. Gue gak akan maksa loe buat suka sama gue lagi.”lanjut Riska.

    “sekarang ada orang yang benar-benar sayang sama loe. Apa harapan itu ada untuk dia?” Tanya Vino sambil menunjuk rico.

    “jujur gue juga sayang loe Co.sikap loe,kebaikan loe. Itu yang bikin gue juga sayang loe. Tapi gue gak bisa nerusin rasa itu karena gue gak mau persahabatan kita rusak gara-gara itu. Karena loe udah jadi teman aja loe udah bikin gue bahagia kok punya teman kayak loe.” Jelas Riska.

    “loe bener ka.persahabatan kita lebih penting.” Jawab Rico.

    “lagian,loe masih bisa kok sayang sama Riska sebagai adik.’ Sambung Vino.

    “iya dong, gue kan juga sayang sama Rico. Tapi Cuma sebagai sahabat. Loe gak perlu berubah kok sama gue,sikap loe,kebaikan loe. Contohnya sekarag aja.mumpung masih dikantin nih,boleh dong ya mesen satu mangkok aja.laper ni habis klarifikasi tadi.”canda Riska.

    “yeee ujungnya gak enak tuh.” Balas Vino.

    Dan akhirnya semuanya berkahir bahagia. 3 hati itu tetap bisa saling menyayangi sebagai sahabat.

    0 komentar

  • Seindah bunga

    “duh..kenapa sih kepikiran cowok itu melulu. Tuhan..tolong jelasin arti dari semua ini.” Batin Bunga.
    Dia merasa tersiksa dengan perasaan yang kini dirasakannya.
    “aduh..kenapa ya baru sekarang gue terpesona sama Radit. Kemana aja gue dulu, perasaan dulu biasa aja kalau ngeliat dia.” Bunga bicara sendiri.
    Setelah hampir 2 tahun mengenal Radit,namun pesona itu baru menarik hatinya beberapa hari ini. Bunga sering mencuri pandang ke Radit dan karena sering didapatinya Radit juga mencuri pandang dengannya,Bunga mulai keGRan.
    “sil… Radit,,” ratap Bunga kepada Sisil sahabatnya.
    “apa sih. Kayaknya ngebet banget pengen Radit. Padahal tuh cowok kayaknya biasa aja deh, gak cakep-cakep banget kok. tapi kenapa banyak yang nempel ya. Mantannya tuh standar internasional semua.” Kritik Sisil.
    “iya ya, kok gue bisa suka sama dia ya? Gue juga gak tahu kenapa rasa itu tiba-tiba bisa ada.” Tanya Bunga.
    “udahlah..yang namanya perasaan gak akan bilang-bilang kalau mau datang. Jangan terlalu banyak berharap n berkhayal aja,nanti jatuh sakit loh.” Saran sisil.
    “tapi dia kayaknya juga punya rasa yang sama ke gue. Gue sering ngedapatin dia ngelirik gue dan kalau ketemu gue dia tuh senyum tulus banget dan kadang juga negur.”curhat Bunga.
    “ya itu kan karena dia orangnya memang ramah. Lagian juga belum tentu loe tipe dia. Bukannya menghina ya,,tapi lihat aja mantan-mantannya,tingkat internasional semua.”
    “oh iya juga ya.tapi gue masih berat buat nyerah ngarepin dia apalagi sampai ngelupain dia. Aduh..gak kebayang deh.”
    “ya sih..bila berat melupakan Radit,pelan-pelan saja. Emang berat sih. Tapi jangan terlalu banyak berharap, nanti kalo gak kesampaian sakit loh. Bukannya gak ngedukung, Cuma ngingetin aja. Usaha sih boleh,tapi jangan keterlaluan.” Sambung sisil lagi.
    Sahabat Bunga yang satu itu memang dewasa pemikirannya,walaupun kadang tingkahnya blak-blakan,ceplas-ceplos dan cerewet abis.
    “ya deh,gue akan coba. Lagian juga nyiksa gue sendiri.”
    “nah, itu baru Bunga.”
    ***
    Bunga dan Sisil berjalan menuju kantin dan disana juga terlihat teman-teman Radit, beberapa cewek dan cowok. Saat Bunga tiba dikantin,tiba-tiba datang seorang teman radit menghampiri Bunga.
    “hei, denger-denger loe suka sama Radit ya? Please deh, loe kan tau mantan-mantannya Radit, tingkat tinggi semua. Yunda,Winda,Chelsea. Sedangkan loe? Loe jauh dibawah mereka,loe ngerti kan maksud gue?” semprot Sherin tiba-tiba.
    Bunga yang terkejut langsung pergi dengan mata berkaca-kaca tanpa menghiraukan panggilan Sherin.
    “ Sil..gue gak salah kan? Wajar kan gue punya rasa sama Radit?” ratap Bunga.
    “gak kok, loe gak salah. Ini Cuma masalah waktu kok, loe berdoa aja supaya Radit juga punya rasa sama loe jadi loe gak diremehin lagi sama temen-temennya.”hibur Sisil.
    Besoknya dan hari-hari selanjutnya tanpa sepengetahuan Radit, teman-temannya sering menghina Bunga dan menyudutkan Bunga.
    “eh,cewek gak pernah ngaca. Mikir dong,liat anggota geng kita. Manis-manis,imut-imut,cakep-cakep.gak ada yang tampangnya kayak loe.” Ucap Elena ketus.
    “ya,jadi kalo loe masuk geng kita dengan jadian sama Radit, kalo ngumpul-ngumpul jadi gak enak diliat. Kalo ditambahin sama loe yang ada malah ngerusak pemandangan.” Ejek Yessi pula.
    Berkali-kali kejadian itu terulang sehingga membuat Sisil tak tahan lagi melihat Bunga terus bersedih dan disudutkan oleh teman Radit. Dia pun mencari Radit dan menemui Radit.
    Saat bertemu Radit,tanpa basa-basi Sisil langsing menyambar Radit.
    “ Dit,gue mau Tanya. Loe pernah gak suka sama seseorang dan teman-temannya gak ngedukung loe buat suka sama dia,malah ngehina loe.” Sambar Sisil.
    “kenapa sih,loe ada di posisi kayak gitu?” Tanya Radit bingung.
    “udah jangan banyak tanya, jawab aja.”paksa Sisil.
    “ya terserah gue dong,gue bakalan ngelawan lah. Gue kan gak salah apa-apa,hak gue dong buat suka sama siapa aja.” Jawab Radit.
    “nah itu yang sekarang sedang Bunga rasain.”
    “kok jadi Bunga? Apa hubungannya sama Bunga?”
    “loe tahu? Dia tuh selama ini punya rasa sama loe.”
    “gue?” Radit bertanya-tanya dengan wajah bingung.
    “iya loe Dit. Dan sekarang dia sedih karena teman-teman loe beberapa hari ini selalu nyudutin dia.”adu Sisil.
    “temen-temen gue?”
    “ya,temen loe yang pada cerewet semua tuh. Amit-amit deh punya temen kayak gitu.”
    “ya udah. Loe hibur aja Bunga,gue bakalan ngomong sama teman-teman gue dan gue janji akan nebus kesedihan Bunga.” Janji Radit.
    ***
    Besoknya di sekolah, saat Bunga dan Sisil sedang berjalan di koridor sekolah tiba-tiba Yessi menarik tangan Bunga ke taman.
    “duduk! Anak-anak, nih lihat ada cewek penggemar berat Radit.”
    “eh Bunga. Gimana,udah bisa ngelupain Radit?”
    “eh please yah, tolong banget jauhin Radit dan kubur dalem-dalem khayalan loe buat deket sama Radit. Jangan ngerusak nama geng kita deh.”
    “ya privasi kita bisa hancur nih.”
    Satu persatu mereka langsung menyemprot Bunga dengan hinaan-hinaan dan ejekan-ejekan pedas. Bunga tak bisa menahan airmatanya,dia hanya bisa terdiam.
    Saat Bunga akan melangkah pergi, tiba-tiba langkahnya terhenti oleh sebuah suara.
    “temen-temen.kalian salah besar. Kalian yang udah ngerusak nama geng kita. Kelakuan kalian tuh sok berguna. Jangan pernah ngeliat seseorang dari luarnya aja. Semua pikiran kalian tuh salah.” Tiba-tiba Radit datang diiringi Sisil disampingnya. Ternyata saat Bunga ditarik ke taman, Sisil langsung mencari Radit dan mengadukan kejadian itu pada Radit.
    “Radit….”ucap teman-temannya serempak.
    “kalian gak punya hak buat ngehina dia dan nentuin siapa yang pantas jadi cewek gue. Cuma hati gue yang bisa ngerasain. Kalian liat, bunga gak kalah cantik sama cewek gue dulu, bahkan dimata gue Bunga istimewa karena sifatnya juga cantik. dan yang paling penting hatinya tulus buat gue.” Jelas Radit.
    “maksud loe?” Tanya Yessi.
    “ya,semua pemikiran kalian salah. Karena gue juga ngerasain apa yang Bunga rasain. Gue juga suka sama dia dan gue gak perlu persetujuan kalian yang sama sekali gak penting buat gue. Kalau kalian gak ngedukung ya udah,kita gak butuh dukungan juga kok.” Ucap Radit. Semua temen-temennya terdiam.
    “jadi loe?” Tanya Bunga bingung.
    “ya Bunga,gue juga sayang sama loe.”
    “tapi temen-temen loe?” Bunga masih tidak yakin dengan ucapan Radit.
    “tenang aja,mereka gak bakalan ganggu loe lagi,gue akan selalu ada di samping loe dn ngejaga loe. Mereka gak akan ganggu kita.” Janji Radit.
    Bunga pun tersenyum, akhirnya cintanya juga dirasakan oleh Radit. Ya. Bunga memang indah. Seindah dan seistimewa Bunga dihati Radit.

    0 komentar

  • Kado terakhir dan terindah

    “loe gila ya Win? Gimana bisa loe nyomblangin gue sama mantan loe.” sergahku.

    “Firan sendiri yang minta,  ya gue kabulin.” Jawab Windi.
    Sahabatku satu itu memang gila. Setelah kemaren aku dibuat bingung oleh sesosok penelfon misterius, dan ternyata dia adalah mantan Windi yang ternyata aku kenal. Dan kagetnya, dia sengaja meminta nomor handphoneku pada Windi. Setelah mengungkapkan identitas sebenarnya, Firan malah lebih sering lagi menghubungiku.
    “Key, kapan bisa jalan sama loe.”

    “kapan-kapan deh.”jawabku
    Sebenarnya aku merasa gak nyaman sama Windi, tapi perhatian Firan membuatku luluh. Hingga suatu saat.

    “key, gue sayang sama loe. Loe mau jadi cewek gue?” ucapan Firan mengagetkanku.

    “Firan..loe mantan sahabat gue, gue gak mungkin jadian sama mantan sahabat gue sendiri. Gue takut dia tersakiti.”
    “udahlah Key, Windi gak papa kok. Dia ikhlasin gue, gue tuh cuma temenan aja sama dia sekarang.”
    Tiba-tiba panggilan telepon pun tertahan,dan tiba-tiba ada suara Windi.
    “udahlah Key,santai aja. Kita udah gak ada apa-apa,lagian gue gak mungkin ngabulin permintaan dia buat minta comblangin sama loe kalau gue masih sayang sama dia.” Ucap Windi.

    “tapi  Win…”
    “udah denger sendiri kan,,Windi aja gak pa-pa.” Firan memotong kalimatku dan Windi pun mematikan teleponnya.
    “jadi gimana?” Tanya Firan lagi.
    “sebenernya sih gue juga sayang sama loe…Cuma..”
    “makasih ya Key,gue seneng banget. Jadi lo mau jadi pacar gue.” Lagi-lagi Firan memotong kalimatku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala.
    “iya Fir..”jawabku kemudian.

    ***

    Gak terasa udah seminggu aku jadian sama Firan. Memang indah,karena perhatian Firan mampu melunakkan hatiku. Namun lama kelamaan aku semakin merasa bersalah dengan Windi. Hingga suatu hari Firan terkejut dengan ucapanku.
    “Fir..kayaknya hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi deh. Aku terus merasa bersalah sama Windi,aku tahu perasaan dia gimana ngeliat kita jalan berdua. Walaupun dia gak bilang, tapi aku tahu Fir..” ucapku.

    “Key,Windi gak kayak gitu. Dia ikut seneng kok ngeliat kita. Lagian gak ada apa-apa juga kan, gak ada yang berubah kan dari sikap Windi sejak kita jadian.” 
    “iya Fir..tapi aku tahu perasaan dia sebenarnya. Lebih baik kita temenan aja dulu ya.” Aku tetap nekad pengen putus sama dia. Sesaat dia terdiam.

    “hmm…ya udah deh kalau memang itu mau kamu. Tapi kita tetep temenan kan,gak pa-pa kan kalo aku tetep sayang sama kamu.” Ucap Firan kemudian.
    Aku hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Firan.
    Suatu hari Windi mendekatiku, ternyata dia heran melihat aku dan Firan sudah jarang kelihatan berdua.
    “Key..mana Firan. Gue gak pernah lagi liat dia sama loe jalan.”
    “mmm…gue udah gak sama Firan lagi Win. Gue gak enak sama loe,gimana perasaan loe liat kita jalan, loe kan mantannya dia.” Jawabku jujur.

    “ya ampun Key…gak gitu juga kali. Gue nyantai aja,gue gak ada rasa apa-apa lagi sama dia. Ngapain sih loe mutusin dia,,gue ikut seneng liat dia sama loe jadian. Gue tahu loe baik buat dia.” Jelas Windi. Aku hanya bisa terdiam dan mengangkat bahu.
    “ya gimana lagi,, udah putus juga,udah kejadian.”lanjutku kemudian.
    “gue yakin bentar lagi dia bakal minta loe buat  balikan lagi sama dia. Gue tahu Firan gimana.”

    Sepulang sekolah, tanpa ganti baju lagi aku langsung merebahkan diri di kasur empukku. Saat baru akan memejamkan mata, dering handphone mengejutkanku dan tertera nama Firan di sana.

    “iya Fir..kenapa?”tanyaku
    “kamu lagi ngapain Key? Udah makan belom? Aku ganggu gak?” Tanya Firan bertubi-tubi.
    “gak lagi ngapa-ngapain. Gak kok gak ganggu.” Jawabku seadanya.
    “gimana kabar kamu, baik-baik aja kan?” Tanya Firan lagi
    “baik kok..kamu?”
    “baik juga. Ya udah ya Key,baik-baik ya. Aku cuma pengen denger suara kamu aja kok.” Ucap Firan kemudian dan dia langsung mematikan telepon. Mendengar ucapan terakhirnya, aku terdiam.
    ***

    Setelah hampir 1 bulan aku putus dengan Firan, muncul seorang yang ingin jadi pengganti Firan. Namun sama dengan Firan dulu, aku belum kenal lama dengan Gion. Tapi untuk sekedar melupakan Firan bolehlah pikirku. Akhirnya setelah aku pikir-pikir,aku juga menerima Gion. Gak kerasa hubunganku dengan Gion bertahan lama hingga hampir 6 bulan, namun semakin lama aku semakin merasakan bahwa sifat Gion mulai berubah. Dia emosian dan mulai posesif serta temperamental. Aku mulai mencoba untuk lepas dari dia, namun ancaman-ancamannya terus membuatku takut. Hingga hampir satu bulan aku bertahan dalam keadaan penuh tekanan, hingga akhirnya tiba-tiba sosok Firan datang lagi.

    “hai Key, gimana kabar loe. Kok kelihatannya loe sakit yah? Pucat banget wajah loe” ujar Firan saat bertemu di sebuah kafe. Memang sejak bermasalah dengan gion, aku mulai berubah. Karena penuh tekanan, aku sering memikirkan masalah itu sehingga kesehatanku menurun. Aku hanya memendamnya sendiri karena aku takut menceritakannya kepada orangtuaku.

    “hmm..gak pa-pa kok. Loe ngapain disini?” tanyaku mencoba menghindar dari pertanyaan Firan.
    “gak usah bohong Key, gue tahu dari mata loe. Cerita sama gue, gue bakal bantu loe.” Ucap Firan terdengar khawatir.
    Akhirnya setelah diyakinkan oleh Firan, aku pun menceritakan semua yang aku alami dengan Gion hingga tanpa sadar aku meneteskan airmata di hadapan Firan.
    “hmm..maaf ya Fir, gue jadi cengeng kayak gini.”

    “udahlah Key, keluarin aja semua kekesalan loe. Gue akan dengerin loe kok, tenang aja yah. Gue pasti ada buat loe.” Firan merebahkan kepalaku di bahunya. Saat itulah aku merasa tenang dan damai ketika berada di samping Firan.
    “Fir…maafin gue yah dulu gue mutusin loe tiba-tiba. Tanpa alasan yang jelas pula.” Aku tiba-tiba membahas masa-masa yang bagiku itu adalah hal bodoh yang telah kulakukan.

    “ya udahlah Key,,udah terjadi juga. Sekarang juga kalo loe mau, gue pengen ngajak loe balikan lagi.” Ucap Firan yang serta merta mengagetkanku.
    “Fir..loe serius. Loe kan tau gue masih sama Gion.”

    “iya Key, gue tau. Tapi gue juga tau kalo hati loe tuh gak sama Gion. Kita bisa kok backstreet dari dia, gue bakal nyimpan rahasia ini Cuma untuk kita berdua.” Jawab Firan meyakinkanku.

    “loe yakin Firan..gue belum bisa lepas dari dia. Loe yakin semuanya akan baik-baik aja?”
    “gue yakin semuanya akan baik-baik aja. Gue akan tanggungjawab kalo ada apa-apa.”
    “iya Fir…gue mau. Makasih ya Fir, loe janji akan nyimpan rahasia ini baik-baik. Gue juga akan usahain untuk secepatnya lepas dari Gion.” Yakinku.
    “gue janji buat loe.” Ucap Firan sambil mencium keningku.

    ***

    Udah 2 minggu aku backstreet sama Firan dari Gion. Aku kadang merasa bersalah sama Firan, gimana bisa aku mengiyakan permintaanya untuk jadi yang kedua. Sementara aku tahu, itu pasti akan menyakitkan. Suatu hari aku mendengar sebuah gosip tentang Firan.

    “Key, mantan loe si Firan tuh kemaren jalan sama Mita. Mereka jadian yah? Bukannya Mita pacarnya Dio.” Tanya kak Vina, sepupuku.

    “emangnya kenapa kak? Kamu  kenal sama Dio n Mita?” jawabku sedikit kaget mendengar pertanyaan itu. Jelas saja, itu menyangkut Firan.
    “kenal lah, Dio kan sepupunya Riko. Makanya kakak Tanya sama kamu.”
    Aku  baru ingat kalau Riko, pacarnya kak Vina sepupuan sama Dio dan rumahnya pun deketan.

    “oh iya kak. Trus kenapa kak? Kakak mau aku nanya sama Firan. Ih gak banget lah kak, nanti dia mikir aku pengen balikan sama dia, sibuk ngurusin dia.” Jawabku.
    “iya ya. Ya udah deh,gak usah diurusin ,biar Dio tahu sendiri aja.” Jawab kak Vina kemudian.

    Padahal  sebenarnya aku juga pasti akan bertanya sama Firan, secara Firan pacarku. Walaupun jadi yang kedua, tapi bagiku Firan tetep nomor satu. Dan mendengar dia jalan sama cewek lain, sontak aku merasa kaget.

    “Fir,loe kemaren jalan sama siapa?” aku mencoba buat tidak langsung menayakan tentang Mita.
    “aku kemaren gak jalan kok Key, aku dirumah aja.” Jawab Firan.
    “beneran?”
    “iya Key, beneran.” Yakin Firan.

    “oh, kayaknya Firan mulai nyoba boong sama gue. Apa maksudnya? Apa dia udah bosen sama hubungan ini. Tapi kenapa harus dengan cara kayak gini? Kalo udah gak kuat, kenapa gak bilang aja? Lagian kemaren gue juga gak minta, kan dia sendiri yang minta dijadiin yang kedua, lagian walaupun yang kedua, dia gak harus bebas jalan sama cewek lain juga dong.”  Batinku yang merasa kesal telah dibohongi Firan.

    “Key..kenapa diem?” Tanya Firan.
    “oh nggak, cuma pengen tahu aja. Oh iya Fir, gue cuma mau bilang. Kalo loe udah gak tahan dengan hubungan kita ini, kita cukup disini aja. Gue juga gak mau loe terus-terusan berada di posisi kayak gini. Loe bisa bebas juga kan mau jalan sama cewek lain, mau nyari cewek lain tanpa ada yang ngalangin.” Ucapku seketika.

    “loh kok? Gue seneng kok di posisi kayak gini, gue nikmatin.”
    “udahlah Fir, jangan boong. Kemaren loe jalan sama Mita kan. Kalo loe udah jenuh sama hubungan ini, loe bisa bilang sama gue, bukan dengan cara kayak gini. Gue tahu loe yang kedua buat gue, tapi bukan berarti loe bisa bebas jalan sama cewek lain.” Sergahku.

    “oh..jadi karena itu loe marah sama gue? Iya gue akuin kemaren gue jalan sama Mita, tapi…”
    “udahlah gak ada tapi-tapian. Sekarang gue bebasin loe buat jalan sama cewek lain. Udah cukup loe jadi yang kedua buat gue. Selamat bersenang-senang ya. Maafin gue udah jahat sama loe.” Aku memotong kalimat Firan dan langsung mematikan panggilan. Beberapa kali Firan mencoba menelpon balik, tapi tidak kuhiraukan.
    ***
    2 hari lagi ultahku yang ke-17 dan aku berniat untuk merayakannya. Namun hingga ultahku kali ini, sudah sekitar 1 bulan masalahku dengan Gion tak kunjung usai. Firan yang selalu membuatku tenang, juga telah hilang.
    Saat malam pesta ultahku, yang datang pertama kali adalah Gion dan dia langsung terus berada di sampingku dan ikut menyalami teman-temanku yang datang.
    “ih..ngapain sih nih Gion disini terus.Ya Allah..aku mohon jauhkanlah Gion dari kehidupanku untuk selama-lamanya.  Gue gak mau kenal dia lagi.” Gumamku dalam hati.

    “kak, risih nih sama Gion. Maunya sampingku melulu.oh iya, kak Riko mana?” Aku curhat sama kak Vina,satu-satunya orang yang tahu masalahku dengan Gion.
    “kamu pindah aja, jangan ditanggepin,anggap aja dia gak ada kalau dia terus deketin kamu. Kak Riko bentar lagi dateng kok, dia lagi nunggu mobilnya yang dipake Dio buat jalansama Mita.”

    “loh masih sama Mita? Kan kemaren kakak bilang Mita jalan sama Firan.”
    “iya sih, ternyata Firan sama Mita itu cuma temen deket. Mereka udah lama temenan dan memang sering jalan berdua,kemaren juga Mita minta Firan buat nemenin dia ke took buku soalnya Dio lagi ada kegiatan. Dio juga kenal kok sama Firan.” Jelas kak Vina. Aku kaget dan terdiam mendengarnya, kemaren aku udah curiga sama Firan bahkan langsung mutusin dia. Dia gak sempat ngejelasin soalnya aku udah motong kalimatnya duluan. Aku pun merasa menyesal karena selama ini Firanlah yang selalu nenangin aku.

    Satu persatu teman-temanku datang, dan pada saat acara tiup lilin akan dmulai. Teman-temanku yang berada di depan terdengar riuh, sempat terdengar teman perempuanku menjerit. Kamipun mencoba melihat apa yang terjadi. Hampir semua teman-temanku ikut berlarian ke depan rumahku. Saat aku berlari, aku melihat sebuah kendaraan terbaring di depan pagar rumahku dan aku tercengang melihatnya. Itu adalah motor Firan.
    “Firan..itu motor Firan. Aku yakin itu. Tapi kenapa Firan disini? Dari tadi aku juga gak ngeliat Firan, dan aku juga gak pernah ngasih tahu dia kalo aku ngerayain pesta.” Au mencoba menerka-nerka.

    “Key..Firan.” kak Vina langsung menghampiriku dan menarik tanganku kearah temen-temenku yang sedang mengerumuni sesuatu. Saat melihat apa yang ada di tengah-tengah mereka, seseorang yang terbujur kaku dengan kepala bersimbah darah. Aku terduduk di hadapannya dan sontak aku menjerit sambil meneteskan airmata.

    “Firan………bangun Firan. Kenapa bisa kayak gini. Bangun Firan..” aku menjerit memanggil nama Firan. Namun Firan tetap terbaring lemah, beberapa detik kemudian mata Firan perlahan terbuka, dia tersenyum dan dengan bersusah payah dia mencoba meraih pipiku. Aku meraih tangannya dan melekatkannya ke pipiku. Setelah itu dia kembali memejamkan mata dan perlahan tangannya terlepas dari genggamanku.
    “Firan……………..”aku menangis dan langsung memeluk firan. Tak kuhiraukan gaun pestaku telah dipenuhi oleh darah. Gion mendekatiku dan menarikku. Tak kuhiraukan panggilannya, aku malah menepis tangannya dari pundakku. Kemudian kak Vina mendekatiku.
    “Key, tadi kakak nemuin ini di dekat tubuh Firan.” Kak Vina memberikan sebuah kotak mungil yang lucu.
    “dengan meneteskan airmata, perlahan aku membuka kado tersebut. Isinya adalah sebuah kalung bertuliskan my angel dan sebuah kartu kecil.” Aku membaca tulisan di kartu tersebut.
    “Keyla my angel,happy birthday ya. walaupun kisah kita begitu singkat,tapi semuanya begitu indah. Makasih ya udah jadi my angel. Aku akan selalu sayang kamu.”
    Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Firan. Ternyata Firan ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah-marah sama Firan dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Firan masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Firan telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Firan. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.
    “udahlah Key, Firan udah gak ada, gak usah ditangisin.” Ucap Gion.
    “diem kamu. Ini semua gara-gara kamu. Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Firan dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci loe, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama loe dan liat wajah loe dhadapan gue.” Aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.
    “Keyla…” Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.
    “pergi…..gue gak butuh loe. Loe cuma bikin hidup gue hancur.” Aku menunduk, enggan menatap wajah Gion.  Gion terdiam di hadapanku.
    “gue bilang pergi, jangan harepin gue lagi buat kenal sama orang gk punya hati kayak loe. Dosa terbesar gue kenal sama loe. Loe tau itu?” makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.

    “jangan coba sentuh gue.” Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman-temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Firan dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.

    “Firan…maafin gue. Maafin sikap gue ke loe, gue udah berpikiran buruk sama loe. Gue nyesel sempet marah-marah sama loe dan bahkan mutusin loe. Disaat gue ingin memperbaikinya, loe udah pergi Fir. Walaupun loe pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue loe tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat loe Fir. Semoga loe tenang yah disana, do ague akan selalu ada buat loe.  Simpan cinta gue di tidur panjang loe ya. I love you.” Bisikku kemudian di telinga Firan saat aku telah berada di hadapan jasad Firan. Dihari ultahku ini, Firan memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati aku, dan kado itu…adalah kado terakhir dan terindah dari Firan.

    0 komentar

  • Mengapa kau kembali

    Tak puaskah kau dengan semua ini



    Mengapa kau kembali

    Lebih baik engkau pergi

    Agar hati ini

    Tak kembali kau sakiti





    Kembali Menangisi



    Air hujan kembali menetes di bumi

    Mengiringi tangisku yang tak kunjung henti

    Saat kuteringat sang pujaan hati

    Yang tak kunjung mau mengerti



    Bahwa ada cinta yang kumiliki

    Hanya untuk dia sang pemilik hati

    Bahwa ada kasih yang kubisa beri

    Hanya untuk dia yang kunanti



    Tapi apa daya diri ini

    Kalau memang kau tak dapat kumiliki

    Kuminta kepada Tuhan tuk menghapusmu dari memory hidup ini



    Agar tak ada lagi

    Air mata yang menetes lagi

    Untuk kau yang slalu ku tangisi

    0 komentar

  • Mencari kesetiaan

    Sudah banyak hal aku lalui semua ini tapi semua hasilnya nihil. Tak ada yang pasti semua ketulusan ku dibayar dengan penghianatan. Sakit memang tapi ini lah yang aku alami setiap aku merajut kasih. Sudah banyak pria yang mendampingi ku dari aku duduk di bangku sekolah pertama tapi kandas oleh sebuah penghianatan. Aku pernah mendapatkan pria yang aku cari dia yang membuat hidup berarti di tengah penderitaan ku melawan penyakit yang aku derita dia yang memberi arti kehidupan merasakan indah cinta walau kamu terpaut usia dan berbeda sekolah itu bukan halangan buat kami.

    Walau terkadang aku sering di jadikan pacar keduanya setelah game online bahkan kalau aku ngajak main ada saja alasannya tapi aku selalu mengerti dan di sini lah aku mengenalnya. Awalnya sungkan bagi ku untuk berkenalan dengan orang awam tapi setelah ku telisik ternyata dia anak yang asik dan bisa di ajak sharing dari hal-hal yang membuat aku gundah.
    “kak, main yuk okta sibuk dengan pacarnya”
    “ayo” jawab pesam ku singkat

    Setiap aku lagi males aku mengajaknya untuk tukar fikiran, tapi aku tak sedikit pun menyimpan perasaan sama dia. Hingga suatu ketika aku putus dari okta secara sepihak entah apa alasannya itu yang membuat aku sakit karena selama 1 tahun lebih aku hanya di mainkan sampai terfikir kan oleh ku untuk membalas rasa sakit ini sama pria lain benar saja belum genap aku putus dengan okta 24 jam aku sudah memiliki pacar kembali tapi tak bertahan lama aku hanya ingin melampiaskan kekecewaan ku.
    Hingga aku dikenal kan sama ketua tim basket SMA ku. Awalnya aku hanya ingin memainkan perasaannya saja tapi entah kenapa aku merasa nyaman sama dia mungkin karena sifatnya berbeda dengan okta walau dia keras kepala aku bisa untuk mengalah.

    “beibh, besok aku tanding kamu nonton iya” BBM dari orda
    “iya beibh besok aku nonton tapi aku ngajak seseorang iya” balasku dan tak di jawabnya
    Begini lah kalau yang dulu aku dilupakan karena game terus yang kali ini aku juga dilupakan karena bermain basket kalau ditanya pasti selalu jawabannya“ngerti lah beibh, aku kan ketua tim ini jadi kalau nggak ada aku jadi kacau permainannya”. “hah sama saja” itu lah yang selalu keluar dari bibir manis ini.

    Sampai ketika aku masuk rumah sakit, tapi apa yang berada di samping ku bukan lah orda pria yang ku sayang melain kan dia si penjaga warnet, aku tertegun bukan saja asik ternyata dia baik, itu lah yang terfikirkan oleh ku.

    “beibh, maaf aku nggak bisa jenguk kamu kemarin aku ada pertandingan penting” ucap orda
    “penting kan saja permainan mu tak usah kau fikirkan aku, sudah lah kau sama okta sama saja, pria sama saja hanya bisa memainkan perasaan wanita.” Jawab ku yang kesal
    “sudah lah tak usah di ributkan jangan karena hal seperti ini kalian ribut, toh orda sudah dateng kesini seharusnya kamu senang di jenguk sama pria yang kamu sayang” jawaban si dia untuk meleraikan kami berdua

    Hingga saat aku menjalani operasi orda menemaniku bahkan dia ada pertandingan final dia tak ikut dalam timnya mungkin karena tersentak akan perkataan si dia. Aku berterima kasih sama si dia tapi sebelum aku berterima kasih sama dia akan tetapi ternyata dia sudah pergi meninggalkan kota ini entah kemana seakan lenyap bak di telan bumi tanpa kabar. Hingga aku putus sama orda dan lagi-lagi aku diputusin secara sepihak tanpa alasan yang jelas membuat aku teringat sama dia, andai dia di sini sekarang aku akan berterima kasih sama dia karena aku tak kan lagi depresi karena pria dan aku selalu mengingat kata-katanya

    “dek, sebenarnya kalau kamu depresi akibat pria itu adalah kesalahan terbesar kamu karena masih banyak pria di dunia ini akan menerima mu apa adanya, jadi jangan lah kau takut akan putus cinta, karena itu yang di benci sama yang maha kuasa bahkan kalau kau selalu depresi akibat hal yang sama kau akan selalu di ujinya karena kau yang membuatnya dan kau yang harus tanggung akibatnya, maka ingatlah kau masih ada aku di sini yang selalu menemanimu di saat pelik masalah yang membelitmu, jadi lampiaskan lah semuanya sama aku jangan kau bersedih dan meratapinya berbagi lah akan kekesalanmu.”

    Itu lah sebagian kata yang selalu aku ingat dari dia tapi kini aku sendiri disini yang harus melewati hal ini. Tanpa air mata yang berlinang di bola mataku. Tak kan habis kata-kata ku untuk berterima kasih sama dia. Dan aku tak kan letih untuk mencari pria yang setia untuk menemani ku di saat susah dan senang sama seperti si dia.

    kayak nya itu aja dari CERPEN PENYESALAN CINTA  -  MENCARI KESETIAAN moga kalian suka dan jangan lupa kirim kan karya kalian dari cerpen maupun puisi di aneka remaja ya yang banyaaaaaaaaaaak hehe

    0 komentar

  • Firts Love angga

    Sebut saja namanya Angga. Seorang Mahasiswa Tingkat Akhir Di Sebuah Kampus Di bandung. Dulu Angga menjadi Cowo Favorit Di kampusnya. Tapi Setelah teman-temannya mengetahui apa sebenarnya di balik angga, Mereka Menjauhi angga. Mungkin dia tak sekeren Dulu. Sekarang Dia harus menjalani terapi rutin di rumah sakit untuk menunjang hidupnya. Kangker Darahlah yang menghinggapinya. Mungkin bagi Sebagian orang, bangkit dari kangker itu hal yang Nihil. Tapi bagi angga hanyalah semangat untuk hidup yang ada di pikirannya. Hidup yang ia jalani untuk sekedar membuat bangga kedua orang tuanya. Hidupnya Diperkirakan Sekitar 3 bulan lagi. Angga hanya menunggu Keajaiban yang menyembuhkan kangkernya ini.

    Hari-hari angga Di penuhi dengan kuliah pada hari kerja dan terapi pada hari Libur. Terlintas Dipikirannya untuk menghentikan semua Ini, Toh Cepat atau lambat Dia Pasti Meninggalkan Dunia yang hanya Sementara Ini. Tapi ia mengerti bagaimana kesedihan kedua orang tuanya ketika ditinggalkan Oleh anak semata wayang mereka. Angga tak tega melihat mereka sedih, Maka Terapi lah yang ia jalani untuk mengulur waktu hidupnya.

    Padahal hanya satu permintaan Kedua orang tuanya, Yaitu Pacar. Tentunya angga pasti minder ketika mendekati Cewek lain. Tapi Waktu menentukan bahwa rumah sakitlah tempat angga menemukan cewek yang tulus menerimanya apa adanya. Gadis yang bertemu dengannya pada saat gadis ini Keluar dari Salah Satu Ruang Rumah sakit tersebut. Cewek Ini Sangat cantik, putih bersih wajahnya. Angga pun Terpana melihatnya, sungguh sulit untuk mengedipkan mata. Entah darimana pikiran angga ini, tapi yang jelas angga langsung jatuh hati padanya. Si Cewe pun bertanya, “Ada apa ya Mas. Mungkin ada yang salah dengan penampilan saya???” ketika angga menatapnya dengan tak biasa. Angga hanya menggelengkan kepalanya dan mata kedua remaja itu saling bertatapan. “Mas..., Ada apa ya. Tolong Jangan menatap saya seperti itu!!!” kata Si Cewe Sedikit menekan. Anggapun kembali ke alam sadar, “Ehh, Engga Mbak cuman....”. “Cuman apa???” kata Si Gadis. “Cuman, Mbak cantik banget bagi saya” kata angga. “Hah, cuman itu mas. Bilang dong dari tadi kan saya ngga terhambat di sini!!!” Katanya lagi dengan nada yang menekan angga. ”Hehe, Mbak Udah Biasa ya di bilang cantik???. Keliatan sih, mbak memang cantik. Saya tau mbak ngga pake make up kan!!”. Kata angga. “ihh, Engga kali. Biasa aja. Lagian kamu iseng banget sih, emangnya ngga ada cewek lain apa. Kalo umur saya lebih tua dari kamu gimana???” kata si gadis mengelak. Mungkin Kedua Remaja ini Sangat Cocok Karena Angga adalah cowo Favorit di kampusnya sebelum semuanya terbongkar, dan sedangkan si Gadis ini pun cantik alami tanpa di pulas makeup sedikitpun. Anggapun kemudian menanyakan nama si gadis itu, “Maaf, Mbak namanya siapa ya. Kalo Boleh tau???. Nama saya angga”. “Saya ngga mau jawab sebelum kamu jawab pertanyaan saya tadi!!!” kata Si gadis. “Ok. Saya jawab. Saya ini suka sama mbak” Kata angga. “Apa?. Gila kamu. Kenal aja belum, udah main suka sukaan”. Kata si gadis sedikit marah. “eits, Bercanda mbak. Engga, cuman pengen kenal aja lah mbak” kata angga. “ohhh, nama saya bening” kata si gadis menyodorkan tangannya.

    Malamnya angga tak bisa tidur karena terus teringat saat di rumah sakit tadi. “Andai aku bisa bertemu lagi dengannya esok, Pasti aku akan sangat bersyukur” kata angga. Tapi kemungkinan itu Satu berbanding seribu kalau dalam logika. Esoknya angga menjalani hidupnya yang sudah diambang batas itu dengan biasa, tak ada kemunculan gadis itu.

    Hari ini sabtu, dan angga harus terapi di rumah sakit lagi. Terapi Berjalan dengan lancar. Sesudah Terapi, Angga Pulang melalui depan ruangang yang kemarin tempat ia bertemu dengan gadis itu. Dan Benar saja, Gadis itu sedang menunggu Di kursi Depan Ruangan Itu. Angga pun menghampirinya, “Mbak ini yang kemaren ketemu saya kan???”. “ehh, mas lagi. Lagi apa mas, kok kayanya mas buntutin saya???” kata Si gadis. “Ohh, ngga. Ini cuman kebetulan aja. Ketemu mbak lagi, Ehh ngomong-ngomong mbak lagi apa nih. Kok Ruangan Ini lagi???” kata angga. Angga sedikit heran karna setau angga ini adalah ruangan cuci darah. ”Ohhh. Saya mau periksaan kesehatan. Dan mau nunggu dipanggil” katanya Polos. “ ya udah, saya tungguin Mbak Juga” Kata Angga. “Emangnya Mas ngga ada kegiatan lain gitu???” Si gadis keheranan. “Ngga, saya ngga ada kegiatan”, Angga. “


    ohh, emangnya mas mau nunggu 2 jam disini. Ntar Capek loh mas. Lagian atas dasar apa mas mau nugguin saya”, Kata Sigadis. “Aku kasian aja liat kamu sendirian. Cewek cantik tuh ngga boleh sendiri”, Angga Mulai gombal. “mmmm, Gombal. Ehh kayanya kalo panggil mas ngga enak, boleh ngga aku pangil angga aja???” Pinta Si gadis. “kalo Gitu Aku juga Panggil kamu Bening Aja Yaa!!”, kata si angga.”Eh, Ngomong ngomong kamu kuliah atau Sma???”, Tanya angga. “Kuliah, fakultas Kedokteran Di universitas A”, kata Bening. “Wah Kita satu kampus dong, Aku fakultas Farmasi” Kata angga. Keduanya Kaget lalu tertawa bareng. Mereka makin Akrab saja, Ada kemungkinan Bening pun jatuh hati pada angga.

    Sudah Cukup lama mereka akrab. Dan Terlihat pula kelakuan Bening yang menunjukkan bahwa ia memendam rasa pada angga. Angga pun sebaliknya, ia memendam rasa pada bening. Andai saja ada hal yang bisa menahan atau mengulur kedatangan ajal angga.

    Hari Berganti Minggu, minggu berganti Bulan. Dan otomatis umur angga hanya tinggal Beberapa Bulan. Angga pun Semakin Khawatir akan semua impian orangtuanya yang digantungkan kepadanya. Yaitu Sebuah pacar. Padahal sebelum penyakitnya terdeteksi, angga terkenal Sering Gonta ganti cewek. Dia makin khawatir akan orang tuanya, Ia belum bisa membahagiakan mereka.

    Muncul Pikiran untuk mengajak bening diperkenalkan pada orang tuanya. Tapi Pikiran itu ter tepis lagi, angga Berfikir bahwa bening tak akan mau. Ia hanya membujuk orang tuanya, “Mah, pah. Maafin angga. Angga belum bisa punya pacar pada ujung hidup angga. Lagian, kalaupun angga punya pacar yang tulus, kasian ceweknya. Dia ditinggal mati pacarnya”, Bujuk angga. Tapi Kedua Orangtuanya tetap Saja murung.

    Akhirnya tekad angga bulat untuk membujuk bening diperkenalkan pada orang tuanya. Dan Pikiran angga selama ini salah pada bening. Ternyata Bening mau mau saja. Angga tidak memberi tau bening jika ia mengidap kangker. Ia takut bening menjauhinya.

    Kedua orang tuanya mulai bersenyum kembali, setelah lama dilanda kesedihan akan ditinggal anaknya dalam waktu hitungan bulan lagi. Mereka tak terlihat sedih lagi, mereka mulai semangat menjalani hidup. “Andai saja ada hal yang bisa memperpangjang umurku. Aku akan lekukan sepenuh hati!!!” kata angga dalam hati. Ketika ia mulai berfikir jika kedua orang tuanya tahu bahwa bening belum menjadi pacarnya.

    Umur angga semakin berkurang setiap detik dalam hidupnya. Hidupnya diperkirakan hanya kurang dari satu bulan mulai hari ini. Esoknya angga mengajak bening untuk jalan-jalan untuk terakhir kalinya sebelum keadaannya kritis.

    Mungkin Hari ini hari terakhir angga bertemu bening dalam hidupnya. Gadis yang dikenalnya secara tidak sengaja. Tapi ternyata nasib Kedua remaja ini Sama, Ternyata Bening mengidap kelainan Ginjal. Setelah angga membaca buku diary bening secara diam diam. Dalam buku diary nya tertulis

    “Diary, Umurku sudah taklama lagi. Bahkan dalam hitungan bulan aku harus meninggalkan dunia yang indah ini. Aku harus mendapatkan donor Ginjal dalam bulan ini, Jika tidak aku tak akan tertolong lagi. Tuhan, Jika aku harus pergi. Aku mohon biarkan angga mengetahui semua perasaanku ini sebelum aku meninggal kan dunia ini. Aku ingin angga ada di sisiku saat aku terlepas dari ragaku. Mungkinkah angga suka padaku, kalau pun tidak juga aku akan tetap menjadikan angga cowo terakhir yang ada di hatiku sebelum aku pergi nanti. Tuhan, Aku telah ikhlas jika aku harus dipanggil sekarang. Tapi, aku masih ingin hidup Bersama Angga. Entah apa yang ada dalam diri angga, tapi yang pasti dia adalah satu-satunya cowo yang bisa mengalihkan pikiranku akan kelainan pada diriku ini. Lagi pula aku akan senang menyusul kedua orang tuaku itu ke alam akhirat. Tapi jika aku masih di beri waktu, aku ingin angga menjadi pendamping hidupku. Tuhan, jika engkau mendengar doa-doa ku, tolong kabulkanlah tuhan. Amiiin”

    Air mata angga menetes lalu memasukkan buku itu kembali kedalam tas Bening. Ia mengusap air matanya kemudian Bening Datang. “Yuk ah ngga, kita Pulang. Udah Malam nih” kata bening sambil menuntun angga ke mobil. Di dalam mobilnya angga hanya melamun. Bening bertanya pun dia hanya menjawab tak enak badan. Ia berniat untuk mendonorkan ginjalnya jika cocok. Ia akan sangat senang jika bening di beri waktu untuk hidup lebih lama darinya. Walaupun itu harus merenggut nyawanya sekalipun. Maka Keesokan harinya ia kerumah sakit tempat bening biasa cek.

    Hari ini angga datang ke rumah sakit biasa. Ia datang ke ruang laboratriom untuk mencocokkan Ginjalnya dengan ginjal bening. Hidupnya tinggal Satu minggu lagi dan ia dalam keadaan kritis saat ini. Sudah diangkat salah satu ginjalnya untuk didonorkan kepada bening yang ternyata cocok. Mungkin memang tuhan sudah menentukan semua ini.

    Beberapa Hari Kemudian, Akhirnya angga pergi terlepas dari raganya. Ia pergi meninggalkan kedua orangtuanya serta Bening cewek yang sebenarnya menjadi penyemangat hidupnya. Bening sudah menerima Donornya. Bening sudah pulih dari penyakitnya, ia terlihat lebih segar. Tapi ia tak mengetahui bahwa pendonornya telah meninggal dan orang itu adalah cowok yang selama ini ia tunggu untuk menjadi pendamping hidupnya. Sebelum kepergiannya, Angga menuliskan sebuah surat untuk bening. Di situ tertulis semua jawaban atas semua pertanyaan bening.

    Satu minggu kemudian bening datang berkunjung kerumah angga karna khawatir jika terjadi sesuatu pada angga. Setelah sampai di rumah angga, bening hanya di sambut oleh pembantu. Kemudian pembantu itu mempersilahkannya masuk, dan menyerahkan surat yang ditulis angga untuknya ”Ini Surat dari mas angga” kata si pembantu. Sebelum membuka isi surat, ia bertanya kepada si pembantu “mbak, kalo orang rumah pada kemana???”. Tiba tiba muka si pembantu muram “kalo bapa sama ibu sih lagi pesan tiket untuk terbang ke medan mbak, tapi kalo mas angga........”, si pembantu tak sanggup menceritakan semuanya. “Angga kemana Mbak???” tanya bening. “Udah itu baca aja surat dari mas angga”, kata si pembantu lemas. Bening keheranan dan membuka surat itu

    “Bening cantik, aku sudah pergi dari dunia ini. Maaf, aku tak pernah menceritakan semua ini padamu semasa hidupku. Aku takut kamu menjauhiku seperti teman-temanku yang lain. Sebenarnya aku mengidap kanger darah, penyakit yang merenggut nyawaku, membuat jiwaku terlepas dari ragaku. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa ginjal yang ada di tubuhmu itu adalah ginjalku. Aku tak tahu apa ini keajaiban atau takdir, tapi yang pasti aku ingin kamu menjalani hidupmu dengan semangat. Anggaplah aku yang menjadi penyemangat. Dan aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat sayang padamu. Mungkin kamu bukan jodohku, bukan tulang rusukku. Aku sudah mengetahui semua perasaanmu kepadaku lewat buku diary yang kamu bawa pada saat Kita terakhir jalan-jalan. Aku ingin kamu membuatku bangga walaupun kita berbeda dunia. Bening, Ikutilah kata hatimu. Pilihlah cowok yang menurutmu paling tulus cinta padamu. Buatlah aku bangga, jadilah kamu dokter yang sukses nanti. Aku akan selalu bahagia dialamku sekarang. Maaf aku tak memberitahukan keadaanku yang sudah kritis. Aku tak ingin ada orang yang tau termasuk kamu dan smua teman kampus.”

    Bening hanya bengong, dan tak percaya akan semua ini. Yang ia inginkan hanyalah bukti bahwa semua ini Nyata. Dia bilang pada pembantu rumah itu. Dan pembantu itu mengantarnya ke makam angga yang tak jauh dari kompleks perumahan angga. Dan ternyata semua itu sudah terbukti, Jelas terpampang nama Lengkap Angga “Angga Rizky Pratama Putra” di Papan Nissan tempat peristirahatan angga. Dia hanya menangis mengetahui semua itu nyata. Ia Bersedih dan bersedih, “Mengapa kamu tega tidak memberi tahu semua ini, kamu tak pernah menceritakan semua ini. Kenapa kamu nggak ngasih tau aku kalau kamu lagi kritis. Aku merasa kehilangan banget. Aku menyesal, kenapa aku ditakdirkan untuk berpisah tanpa perpisahan. Kamu adalah satu satunya cowok yang membuat hari hari ku berbeda” Bening terlihat terpukul. Ia sadar bahwa Sekencang kencangnya ia menangis, tak akan membuat angga kembali ke alam ini, dan tak akan pernah ada yang membuatnya kembali kedunia ini. Mungkin perasaannya tersampaikan secara tak langsung melewati buku diary penyelamat. Ia sadar bahwa tuhan sudah menentukan semua ini. Dan ia berjanji untuk selalu menyimpan nama angga di lubuk hati terdalamnya, dan menjalani hidupnya bersama pria lain sesuai pesan terakhir angga. “Angga, You’re my First Love”

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    BBS FAJAR SHOBIH™ Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan