• 27 Juni


    Di tanggal ini awal dari semua kisah yang lampau, sulit untuk melupakan hal yang terindah pernah terjadi di dalam hidup ini. Ria nama yang dahulu sangat mengisi ruang hidup dalam kesunyian yang saat it aku rasakan. Tak ada yang bisa membuat aku tersenyum pada awal kehancuran hidup ku saat itu kecuali hanya dia.

    Dia yang merubah jalan hidup ku menjadi terang benerang dalam kegelapan yang hinggap di relung hati paling terdalam. Ku tak menyangkal apa bila ditanya pada saat ini apakah aku masih mencintainya pasti jawabannya

    “ IYA “
    Aku tak ingin menyembunyikan apa yang ku rasa tapi entah mengapa bibir ini sulit untuk mengucapkan kata itu. Iya satu hal yang membuat bibir ini sulit mengucapkan nya karena dia sudah ada pengganti diri ku.

    Seperti nya dia kecewa dengan diriku yang pernah meninggalkan nya tanpa sebab, waktu itu aku punya alasan sendiri kenapa aku seperti itu kepadanya. Aku tak ingin orang yang aku sayang hanya menjadi permainan ku saja.

    Tapi saat ini aku merasakan hal penyesalan yang paling terdalam di hati ini, karena kebodohan ku semuanya telah tinggal kenangan yang mungkin tak bisa aku lupakan.
    Saat ini aku hanya bisa mengucapkan.

    “maafkan aku”.
    Liburan semester saat paling bahagia dalam hidup ini aku pulang dimana aku dibesarkan. Tapi kenapa perasaan ini aneh selalu menganjal saat aku akan pulang. Tapi tak terlalu aku hiraukan, hingga pesawat yang membawaku untuk bertemu ibu sampai ditujuan. Sebelumnya aku tak memberitahukan bahwa aku akan pulang. Karena aku ingin memberi kejutan.

    Aku berjalan sambil cengengesan seperti orang gila, karena membayangkan akan betapa terkejutnya ibu melihat anaknya yang sudah 2 tahun tak bertemu. Tapi raga ini terhenti sesaat ketika sosok seseorang menabrakku dari samping hingga raga ini terjatuh dengan ransel berat yang aku gendong.
    “kalo jalan itu makek kaki dong, terus jalan makek mata” cetusku yang kesakitan dan malu dilihat orang di sekeliling.

    “I am sorry for my mistake in a hurry” tuturnya yang menggunakan bahasa inggris sambil membereskan buku yang berhamburan dilantai

    Lalu aku membantunya membereskan bukunya yang berantakan dilantai, walau hati ini esmosi eh emosi deng. Karena sesama manusia itu harus tolong menolong. Wih gaya cuyy sok baik hehehe. Tapi betapa terkejutnya aku saat membaca nama di salah satu buku sastra bahasa inggrisnya yang terjatuh itu. Ria PY itu namanya dan sepertinya nama itu tak asing lagi di teliga ku. Lalu mengembalikan buku tersebut dan semakin terkejut ternyata sosok didepan mata ini adalah Ria yang dahulu mengisi relung hatiku yang sepi.

    “RIA” kata ku seolah tak percaya
    “Nando,........ kalo jalan itu makek mata dong fool” balik memarihiku
    “sorry, how are you and where are you now ?”

    Tanpa menjawab pertanyaan ku dia sontak pergi meninggalkan ku yang semakin lengkap kebahagian karena selain bertemu ibu ternyata bisa bertemu dia yang sekian lama tak jumpa dengan dia. Sesaat aku teringat karena sebagian bukunya masih tertinggal dan aku memanggilnya tapi dia tak menoleh, padahal berharap besar kaya sinetron-sinetron hahaha. Aku kembali cengengesan.

    Aku kembali berjalan untuk menaiki taksi yang sudah siap mengantar diriku untuk bertemu ibu. Sesampai dirumah benar apa dugaanku ibu bakal terkejut karena kehadiran aku dirumah beliau langsung memberi pelukan hangat, yang sekian lama tak ku rasakan.
    “I love you MOM”. “I love you too EBET”.

    Sambil mengerutu karena di panggil ebet. Tapi tak apa lah karena sudah bertahun-tahun aku tak dipanggil seperti itu. Iya itu adalah panggilan kesayangan ibu dan ayah waktu aku masih ingusan. Setelah membereskan barang bawaan ku, kembali diriku membuka sebagian buku ria yang tertinggal ditangan ku. Salah satunya adalah diarynya aku membacanya dengan hikmat dan semakin membuatku terkejut ternyata dia masih mencintaiku. Bahkan dia punya pacar hanya untuk jadi pelampisan amarah nya saja, aku semakin tertegun setelah membaca diary itu. Dan berinisiatif untuk mengembalikannya. Tapi aku tengsin.

    Sore hari aku duduk ditempat dimana pertama kali aku menyatakan cintaku pada ria yaitu danau buatan aku dan ayah sewaktu aku masih kecil. Aku selalu mengingat kejadian terindah kalau berada disana. Entah kebetulan atau apa ternyata ria juga berada disana dia duduk ditempat favorit kami. Aku mengahampirinya untuk mengembalikan buku-bukunya.

    “ini buku kamu yang terjatuh dibandara tadi” sambil menyodorkan bukunya
    “oh, iya makasih” dia mengambil buku nya dari tanganku
    “aku punya alasan waktu itu, dan aku tau kau kecewa atas perlakuan ku”
    “apa alasan mu yang sekian lama tak sedikitpun kamu memberi kabar yang pasti buat aku”
    “aku mau fokus untuk membanggakan ibu, kan kamu tau sendiri beliau orang tua terakhir yang aku miliki, tapi aku salah besar saat aku menyadari bahwa aku meninggalkan mu, maafin aku sebenarnya aku sayang sama kamu, tapi entah mengapa sulit bibir mengucapkannya waktu itu”
    “iya aku tau, tapi kenapa kamu korbankan aku? sebenarnya aku juga masih sayang sama kamu, tapi aku tak mungkin menemui kamu yang jauh disana”
    Ria yang mulai mengeluarkan air dari mata indahnya, yang buat aku semakin terpuruk dari rasa bersalah, aku mengusap air matanya.
    “Ri, kamu ingat tidak ini tanggal berapa dan bulan apa”
    “27 Juni, kenapa ?”
    “kamu sudah lupa ditanggal ini dan ditempat ini kita mulai cerita yang pernah kita lalui dahulu, dan sekarang aku ingin mengulangnya kembali, walau sulit kamu menerima kehadiranku tapi beri aku kesempatan”
    “ternyata kamu mengingatnya, dan alasanku kenapa aku berada disini karena ingin mengenang masa lalu kita.”
    Suasana sunyi sepi melanda kami yang tidak sepatah kata lagi. Hingga matahari mulai turun diufuk barat,
    “Ri, malam akan menjelang sebaik kita pulang” suaraku yang memecah kesunyian itu
    “tapi aku ada satu permintaan” jawaban yang membuat aku terkejut
    “apa”

    “jangan lagi kamu meninggalkan raga ini”
    Dari saat itu aku dan Ri menjalani hari bersama walau kami dipisahkan oleh jarak dan waktu, kami masih sering bertemu entah itu Ri ke Indonesia atau aku yang pergi ke Swiss untuk melepas rindu.

    Tamat

    0 komentar

  • Luka Yang Terobati


    hingga sebuah kendaraan pribadi dengan plat nomor luar daerah menghampiriku, tenyata pria yang dahulu pernah hadir dalam kehidupanku, akan tetapi tak pernah berjua selama 10 tahun kini hadir kembali di hadapanku, walau dalam hati ini masih sangat membencinya, aku bahkan tak ingin mengulang ke dalam lubang yang sama lagi.
    Di tengah awan hitam yang membumbung tinggi aku terduduk dihalte karena menunggu sebuah kendaraan umum yang melintas, hingga air jatuh dari langit apa yang ku tunggu tak kunjung datang.
    “ hah mana hujan taksi belum dateng.” Menunggu kendaran yang akan mengatarku pulang


    Iya, benar dahulu aku memang mencintai dan menyayangi layak nya sang kekasih yang setia, waktu berjalan di tengah keindahan dunia yang dahulu kami rengkuh berdua menjalani hari-hari tanpa henti hanya untuk berjua demi melepas kerinduan yang mendera hati, walau terkadang perjumpaan kami selalu terhalang jarak. Tapi itu bukan suatu masalah bagi kami karena kekuatan cinta yang mensirnakan hal itu, memang kalau bersua tentang cinta tak ada habis nya bahkan terkadang cinta bisa membuat kita gila dan membutakan segala hal. Itulah yang pernah aku alami.


    Kami dahulu saling mengisi hati satu sama lain dengan penuh rasa kasih sayang, disaat ia dalam masalah yang teramat menderanya aku selalu hadir disisinya untuk memberi support, akan tetapi dikala aku sedang tersandung masalah ia tak pernah hadir.


    Aku dapat memakluminya, tapi semakin lama masalah ku semakin sulit hingga orang-orang terdekat aku pergi meninggalkan ku karena mereka tidak setuju kalau aku bercinta dengan nya. Tapi dengan kekuatan cinta yang aku miliki saat itu, aku rela kehilangan mereka demi ia yang mengisi relung hati ini.


    Aku gila dimakan cinta yang ia berikan kepadaku sampai aku terjatuh dalam permainan yang sudah diskenariokannya, sungguh saat itu aku tak sedikit pun menaruh rasa curiga kepada ia, walau sudah banyak orang bersua kalau aku hanya jadi bahan peramainan ia saja.


    Hingga suatu saat aku menyaksikan nya sendiri dengan menggunakan kedua bola mata yang telah membara, ia sedang memadu kasih dengan orang yang selama ini aku anggap kawan yang bisa diandalkan, sungguh teramat sakit hati ini, walau seperti itu aku tak sedikit pun menaruh rasa dendam.
    Hingga aku memutuskan untuk berpetualang kembali dengan kehidupan baru, di kota yang saat ini aku bermukim untuk melanjutkan sekolah. Sering kali aku memutuskan untuk melupakan nya untuk selamanya, tapi hati ini tak bisa ditipu juga karena aku juga selalu mengingat masa-masa indah yang dahulu kala sampai saat ini.


    “ Hay, apa kabarmu “ ucapnya yang telah meninggalkan tempat mengemudinya tadi.
    Aku tak kan pernah tergoda ,kembali dengan kata-kata manisnya. Sampai ia bercerita sejak kepergianku yang misterius itu ia selau memikirkan dan merasa dirinya adalah orang yang paling bodoh didunia. Aku tak terpengaruh atas semua yang ia ucapkan lalu aku pergi meninggalkan nya yang jauh-jauh datang hanya untuk menemuiku. Dan dia tak putus asa dia mengejarku hingga aku teriaki dia copet. Seketika orang-orang yang berada di sekitarku memukulinya hingga dia tak sadarkan diri. Aku merasa bersalah atas perlakuanku padanya, lalu aku membawanya kerumah sakit agar dia mendapat pertolongan. Hingga sebuah tangan yang lemah membelai rambutku, tersontak aku bangun dari tidurku.


    “sudah siuman” kataku memecah keheningan ruangan
    Tak sedikitpun ia bersua, mungkin karena fisiknya yang masih lemas karena menepuh perjalanan jauh dan dikeroyok massa karena ulahku.


    “maafin, aku iya tadi bilangin kamu copet” dengan penuh rasa bersalah hingga mengeluarkan air mata
    “tidak apa-apa, aku bisa memakluminya kenapa kamu seperti itu, tapi satu yang harus kamu tau, aku kesini hanya untuk bertemu kamu dan meminta maaf atas kejadian tempo hari mungkin kamu belum bisa memaafkan ku tapi itu semua terjadi diluar pemikiran aku” suara yang tertahan rasa sakit yang mendera


    “sudahlah... jangan terlalu banyak berbicara kamu masih sakit. iya, aku maafin kamu”
    “kamu mau kan kembali kepadaku” sambil memegang kedua tangan ku ia memohon
    “saat ini aku belum bisa memberikan jawaban buat kamu”
    “tapi.......”


    Belum usai dia berbicara aku telah meninggalkannya untuk sejenak memikirkan apa yang harus aku lakukan. Sebelum mengambil keputusan yang sangat vital dalam kehidupanku, hingga aku memberitahukan hal ini kepada teman terdekatku. Tapi percuma saja ia juga tak bisa memberikan jalan keluar antara memilih iya atau tidak. Aku menemuinya kembali untuk menanyakan hal ini.
    “apakah kamu serius atas omongan kamu tadi ?” menanyakan hal tersebut


    “aku serius, kalau memang aku tak serius tak mungkin aku jauh-jauh datang dari palembang ke bali hanya untuk memberitahukan hal sebenarnya.” Ia memberitahukan yang sebenarnya apa yang terjadi
    “terus kenapa kamu baru mencariku sekarang”


    “kamu salah besar, aku sudah mencari kamu kemana-mana hingga aku tanya teman, sahabat bahkan keluarga kamu tapi apa hasilnya nihil mereka tak ingin aku tahu keberadaan kamu.” Sembil meneteskan air mata


    Memang sebelum aku berangkat dahulu sempat berpesan kepada mereka agar tak memberitahu keberadaan ku, karena aku tak mau ia menemuiku kembali.
    “terus kamu tahu dari siapa bahwa aku ada di bali”


    “aku tahu dari teman yang liburan di bali, katanya dia melihat kamu tapi dia tak tahu apakan itu benar kamu atau bukan, karena kamu keburu naik taksi. Setelah dapat kabar dari dia aku langung berangkat kesini untuk memastikan sendiri, apakah benar itu kamu atau bukan. Tapi sepertinya sia-sia hampir seminggu aku mencarimu tak kunjung jua, hampir aku untuk memutuskan pulang tapi tuhan berbicara lain aku melihat yang risau di halte tadi, aku kegirangan langsung aku berhentikan mobilku tepat didepan mu. Aku juga minta maaf atas omongan aku tadi, tak semestinya aku berbicara seperti itu. Tapi 1 hal yang harus kamu tau minggu depan aku akan pergi ke italia untuk melanjutkan study ku”


    “kamu nggak salah kok, aku yang salah karena tak mengijinkan mu untuk menemuiku, tapi 1 hal yang perlu kamu tahu. Aku juga 4 hari lagi akan pergi”
    “pergi kemana”


    “pergi melanjutkan study sama seperti kamu. Aku juga akan ke italia” dia terkejut atas perkataanku
    “kamu dikota mana” ucapnya yang sangat gembira atas kabarku
    “aku tak akan memberitahu kamu tapi kalau kamu memang cinta dan sayang sama aku pasti kamu akan mencariku kembali dan aku akan memberi jawabannya saat kamu menemui ku lagi disana.” yang membuatnya sedikit kecewa


    “baiklah kita akan bertemu disana dan juga aku akan mencarimu mu karena aku memang mencintai dan menyayangi mu.”


    Seminggu berada di sana aku di kaget kan dengan seseorang yang mengambil tas ku secara paksa, tapi entah mengapa aku tak menjerit tapi mengejarnya hingga sampai di sebuah toko bunga dia berenti dan menoleh kearah ku. Ternyara dia dan semakin terkejut diriku saat melihat orang di sekeliling membawa bunga, entah apa yang dia akan lakukan. Dia mendekatiku dengan membawa sekuntum bunga dan kotak kecil yang berisikan cincin. Dan menyatakan cinta di depan keramaian manusia, sungguh hal yang membuatku malu tapi jug membuat ku gembira karena dia memang benar mencintaiku walau dia juga telah membuat hatiku terluka tapi semua itu telah terobati.

    TAMAT

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    BBS FAJAR SHOBIH™ Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan