KISAH YANG SALAH
Karena sesungguhnya, merealisasikannya itu lebih sulit daripada merajut angan.
Entah karena angan yang terlalu tinggi, atau justru angan itu terlampaui mustahil.
Yang pasti kenyataannya tak seobjektif yang apa yang terlihat.
Aku dan kamu itu bukan sebuah kesalahan.
Karena semua itu pasti ada maksud, sebab dan akibat.
Hanya saja kita belum tahu makna yang tersirat dibalik ini semua.
Sehingga menerka yang menyebabkan hati semakin gulana lah yang didapat.
Menyedihkan memang.
Tapi apa yang mau dikata?
Melakukan sesuatu pun belum tentu solusi yang bisa menyembuhkan apa yang dirasakan hati.
Sehingga, diam adalah pilihan terbaik.
Tentu diam disertai intropeksi.
Mengapa kita, bukan mereka?
Mengapa harus begini jika bisa begitu?
Mengapa harus ada kisah yang salah jika ada kisah yang benar?
Mengapa tak dapat menjadi kenyataan padahal begitu dekat?
Bintang itu
Bintang itu
telah lama mati
jauh sebelum sinarnya tampak di Bumi
bintang itu
telah menjadi debu
saat cahayanya berkerling manja di langit
beruntungnya hatiku tidak
hatiku tak mati
saat cahaya itu jatuh di pelukmu
hatiku masih utuh
saat sinarnya dapat kau rasakan
hatiku tidak mati seperti bintang itu
hanya saja hatiku sedikit rapuh
dan dalam keluasan samudra angkasa
aku tak punya arah yang pasti
agar tak cepat menjadi debu
telah lama mati
jauh sebelum sinarnya tampak di Bumi
bintang itu
telah menjadi debu
saat cahayanya berkerling manja di langit
beruntungnya hatiku tidak
hatiku tak mati
saat cahaya itu jatuh di pelukmu
hatiku masih utuh
saat sinarnya dapat kau rasakan
hatiku tidak mati seperti bintang itu
hanya saja hatiku sedikit rapuh
dan dalam keluasan samudra angkasa
aku tak punya arah yang pasti
agar tak cepat menjadi debu
Desi Riana
Mentari terlihat cerah pagi ini,begitu
juga cerahnya hati gadis cantik yang terlihat sangat ceria di pagi
ini.Karena hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh Chinta,ya. . .
gadis berparas cantik itu bernama Chinta.
Hari ini adalah hari pertama Chinta masuk kuliah.Suasana baru dan juga teman baru tentu saja dihadapi oleh Chinta.
Dengan
perasaan senang bercampur deg-deg an dia mulai melangkah menuju kampus
tempatnya kuliah,perlahan dia melangkah melewati gerbang kampusnya.
“hai….” terdengar sapa seorang pria memecahkan lamunan Chinta.
“ehmmm…..hai juga” jawab Chinta sedikit ragu.
“kamu mahasiswi baru ya di sini?” dengan tersenyum manis pria itu mencoba mencairkan suasana yang terlihat beku antara mereka.
“iya,aku mahasiswi baru disini,” dengan masih dalam keraguan Chinta menjawab.
“salam kenal ya,aku Bintang,mahasiswa fakultas ekonomi semester 3.” Dengan lembut pria itu memperkenalkan dirinya.
“aku Chinta,” jawab Chinta singkat.
Dan ini adalah awal suasana baru yang akan dihadapi Chinta di tempat belajarnya yang baru.
---@---
Segar embun pagi ini menyambut hari indah untuk Chinta.
“ma….chinta berangkat ya.” Teriak Chinta dari kepada mamanya dari depan pintu.
“hari ini aku bakal ketemu Bintang gak ya?” gumam Chinta dalam hati,yang diam-diam mengagumi pria yang baru dikenalnya itu.
Setibanya di kampus,Bintang kembali menyapa Chinta di depan gerbang.Bintang sengaja menunggu Chinta pagi ini.
“hari yang cerah ya Chin?”
“eh…ka Bintang,iya ni ka cerah banget hari ini.”
“yaudah,,masuk bareng yuk,”
“ehm,,,iya ka”
Hari
terus berganti,Chinta pun telah memiliki sahabat baik di kelasnya,dan
keakraban pun mulai terjalin antara Chinta dan Bintang yang menjadikan
cerita-cerita menarik di hari Chinta.
Misca, adalah sahabat Chinta yang selalu menemani Chinta dalam keadaan apapun.
“pagi Misca,,,,” sapa Chinta pada sahabat baiknya itu,
“pagi Chin,ceria banget sih kamu hari ini,ada apa nih?” saut Misca menjawab sapaan Chinta.
“ah biasa aja,perasaan kamu aja kali,,heheheh” jawab Chinta sambil beranjak meninggalkan Misca yang duduk di taman depan kampus.
“chinta,,,tungguin
donk,main kabur aja sih kamu tu.” Teriak Misca mengejar langkah Chinta
yang tidak terlalu cepat itu,hingga dapat dikejar oleh Misca.
“Chinta.kamu kenapa sih,,,aneh banget kayanya. Jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta ya?” goda Misca kapada Chinta.
“apaan sih Mis,kamu tu ngaco kalo ngomong.lagian siapa juga yang lagi jatuh cinta,kamu tu suka banget tebak-tebak bagitu”
“ayolah Chin,gak usah bohong. Aku tau lho.” Desak Misca sambil menggoda Chinta dengan senyumnya yang misterius itiu.
“aku
tu gak kenapa-napa Misca,gak percaya amat sih.” Elak Chinta malu,yang
semakin membuat Misca yakin kalau Chinta sedang suka sama seseorang.
“ah…kamu tu masih aja ngelak sih,aku tau kok kalau kamu suka sama ka Bintang,iya kan?ayo ngaku?”
Namun kali ini Chinta tak menjawabnya,mereka berdua pun jadi sama-sama terdiam.
“hai Chinta,,,Misca,apa kabar?” tiba-tiba Bintang datang menyapa,memecahkan keheningan kedua gadis tersebut.
“hai ka” jawab Chinta dan Misca serentak.
“Chin,aku
ke toilet dulu ya?” Misca pergi meninggalkan Chinta dan Bintang. Seakan
dia memberikan kesempatan pada Chinta untuk berdua dengan Bintang.
Terlihat
dari sorot mata keduanya bahwa ada benih-benih cinta yang tumbuh
diantara Chinta dan Bintang. Laksana bunga tumbuh di musim semi,begitu
indah dipandang mata,dan begitu tenang menentramkan jiwa setiap ala m
yang melihatnya. Laksana mentari yang selalu menghangatkan manusia
setiap hari. Tak terkecuali indahnya cinta Chinta kepada Bintang yang
begitu menghangatkan jiwa.
“Chin
besok ada acara gak?” suara Bintang mengalihkan Chinta, yang sebelumnya
terus memandangi Misca yang pergi meninggalkan mereka berdua di taman
kampus.
“ehm…kayanya gak ada deh,emangnya ada apa ka?” Chinta balik memandang Bintang yang dari tadi sudah duduk di kursi taman.
“kalo kamu gak ada acara,kita jalan yuk.”
“boleh tu,hehehe…aku juga bosen dirumah. Emang mau jalan kemana?” Chinta ikut duduk disamping Bintang.
“udah,besok kamu juga tau. Besok aku jemput jam 9 pagi ya”
“oke” jawab Chinta penuh semangat dengan senyumnya yang khas.
Dengan
wajah ceria Chinta pergi meninggalkan Bintang dan mencari Misca yang
dari tadi belum balik dari toilet. “kemana sih nie orang ke toilet lama
banget” gumam Chinta dalam hati sambil celingukan mencari dimana Misca.
“hai Chinta.” Suara Misca mengagetkan Chinta yang dari tadi celingukan gak jelas.
“diech kamu Mis,udah tadi main kabur aja dari taman, eh malah sekarang ngagetin orang begini.”
“ciee…ciee…seneng banget nie kayanya?” goda Misca sambil senyum-senyum di samping pipi Chinta.
“iech Misca,apa-apaan sih,biasa aja kali”
“cerita dong sama aku.”
“iya nih, besok aku mau jalan sama ka Bintang. Menurut kamu gimana Mis?” dengan wajah merah Chinta mulai bercerita pada Misca.
“ya bagus dong, emang itu kan yang kamu inginkan dari kemarin”
“iya juga sih, doain ya nge-date pertamaku sama ka Bintang jadi berkesan.hehehe…”
“sip deh. Ngomong-ngomong kamu beneran suka kan sama ka Bintang? Ngaku aja deh,kelihatan dari mata kamu tau.”
“apakah
mungkin ini yang namanya cinta ya Mis, aku ngrasa seneng banget kalo di
deket ka Bintang. Aku juga suka deg-degan kalo ngliat ka Bintang.”
“ehemmm…eheemmm…yang lagi jatuh cinta. Yaudah deketin terus tu ka Bintang”
“tapi
Mis, aku kan gak tau ka Bintang juga suka sama aku atau gak, aku juga
gak tau dia udah punya pacar apa belum. Ntar aku dikira ngrebut pacar
orang lagi” Tanya Chinta yang takut cintanya bertepuk sebelah tangan.
Dengan
manis misca menjawab, “percaya sama aku deh Chin, ka Bintang tu juga
suka sama kamu. Kamu gak usah khawatir begitu, ka Bintang juga belum
punya pacar kok.”
“kamu tau dari mana Mis kalo ka Bintang belum punya pacar, jangan-jangan kamu Cuma nebak aja.”
“ya ampun Chin, aku tu serius. Kemarin aku denger ka Bintang ngobrol sama temennya, kalo dia tu belum punya pacar.”
“yang bener Mis?” Tanya Chinta penasaran.
“masa aku bohong sih sama sahabat aku sendiri. Percaya deh sama aku”
---@---
Siang pun berganti malam,
keresahan pun mulai merajai hati Chinta. Namun keresahan itu dapat
tertutupi oleh rasa bahagia yang dirasakan Chinta. Benih-benih cinta
yang dulu tumbuh pun kini semakin bersemi di hati. Berharap menjadikan
indah mimpi ala mini.
Pagi pun
menjelang, mentari mulai terbit di ufuk timur. Hangat mentari menyinari
dunia pagi ini. Ceria pun tampak di wajah Chinta, karena hari ini adalah
hari pertama Chinta nge-date sama Bintang.
“Chinta, udah pagi ni, bangun sayang katanya mau jalan sama Bintang.” Dengan lembut mama membangunkan Chinta.
“iya ma, memang sekarang jam berapa?”
“jam 6 sayang, udah cepetan bangun sna. Mandi terus sarapan, mama udah ala m nasi goreng kesukaan kamu.”
“iya mama.”
---@---
Dengan hati yang berbunga Chinta
berdiri di depan kaca, berputar-putar, memastikan penampilan dia sudah
cantik atau belum. Tanpa sepengetahuan Chinta, ternyata mama dari tadi
ada di depan pintu menyaksikan tingkah anaknya yang sedang jatuh cinta.
“anak mama cantik sekali.” Suara mama membuat Chinta kaget.
“mama…mama udah lama disitu?” sahut Chinta malu-malu.
“bener saying, kamu cantik banget.” Puji mama.
“makasih ma.”
“ting…tong…” tiba-tiba suara bel terdengar, dan Chinta pun bergegas mengambil tasnya lalu keluar kamar.
“itu pasti ka Bintang ma, ayo keluar ma.” Chinta mengajak mama keluar sambil berlari kecil.
“iya sayang, pelan-pelan jalannya ntar jatuh.”
“iya ma.”
Chinta berusaha menyembunyikan wajah gugupnya, perlahan ia membuka pintu. Dan Bintang pun menyapa Chinta.
“hai Chin, sudah siap jalan sama aku kan?” sambil tersenyum ia menyapa.
“hai ka, yaudah, berangkat yuk” ajak Chinta
“mama mana? Gak pamit dulu sama mama?”
“udah ka, tadi aku udah pamit sama mama.”
“Oh…yaudah ayo berangkat.”
Mereka
berdua pun berangkat. Suasana masih kaku, karena tak ada satu pun dari
mereka yang memulai pembicaraan. Hanya suara kendaraan yang lalu lalang
di samping mereka lah yang terdengar. Setelah cukup lama hening, Bintang
pun akhirnya memulai pembicaraan.
“kamu cantik banget hari ini Chin.”
“ah kakak bias aja, aku jadi malu nih ka,,hehe” jawab Chinta sambil tertawa kecil.
“bener Chin, kamu beda kalau gak pake baju seragam. Lebih cantik.”
“Ehm…kita mau kemana ka?” Tanya Chinta memotong Bintang.
“kakak punya tempat bagus untuk kita kunjungi. Disana tempat faforit kakak kalau lagi sendiri.”
“emangnya dimana ka?”
“udah, ikut aja, ntar juga nyampe kok.” Sambil tersenyum Bintang membuat Chinta makin penasaran.
Beberapa
saat kemudian mereka tiba di tempat yang di maksud Bintang. Yaitu
sebuah bukit kecil di pinggir kota yang sangat indah. Dari sana mereka
dapat melihat keadaan kota bersama rimbun dedaunan dan bunga-bunga liar
yang tumbuh di sekelilingnya, menambah cantik keindahan di tempat itu.
Tempat yang sangat indah untuk melepaskan kepenatan yang dirasakan di
kota yang sangat panas
Canda dan
tawa pun menyelimuti Chinta dan Bintang, dua sejoli yang sedang
merasakan indahnya jatuh cinta. Hingga tak terasa waktu pun telah
berganti, mentari yang tadinya gagah di atas sana menyinari bumi, kini
mulai condong dan semakin menambah keindahan pemandangan dari atas
bukit. Dari sana mereka pandangi kota yang begitu padat kendaraan dan
gedung-gedung tinggi. Indah suasana senja pun terlihat, mengikuti
romantisme antara Chinta dan Bintang.
Betapa bahagianya hati Chinta menghabiskan hari yang indah ini bersama Bintang, seseorang yang di sayanginya.
“ka…makasih
ya udah bawa aku ke sini. Aku seneng banget kakak bawa aku kesini.
Ternyata di balik gedung-gedung tinggi itu, masih ada tempat seindah
ini.”
“sama-sama Chin, aku juga seneng bisa menghabiskan waktu sama kamu. Sekarang kita pulang yuk, kapan-kapan lagi kita kesini.”
“iya kak.”
---@---
Hari itu adalah hari yang sangat
membuat Chinta bahagia, orang yang ia sayang memberikan hari yang
begitu indah untuk Chinta. Dan ala mini, Chinta terus membayangkan
saat-saat indah bersama bintang, orang yang sangat ia sayangi. Malam pun
semakin larut, Chinta pun bergegas tidur. Ia sudah tidak sabar ingin
cepat-cepat pagi, karena Chinta ingin sekali bercerita pada sahabat
baiknya.
Pagi pun menjelang, jam
menunjukkan pukul 07.30 WIB, dan gadis berparas cantik itu pun sudah
siap untuk berangkat ke kampusnya. Tak lupa Chinta menghampiri Misca
untuk berangkat kuliah bersama.
Tanpa
basa-basi Chinta langsung menceritakan semua yang telah ia lalui
bersama Bintang hari minggu kemarin, dan tidak ada satu peristiwa pun
yang terlewatkan. Tak terasa mereka berdua sudah sampai di depan kampus.
Misca turut senang mendengar cerita Chinta.
---@---
Di balik semua ini
Panggil saja namaku monic,ini
hanya sebagian dari kisah hidupku,terkadang aku berpkir msih adakah
cinta untukku dr seorang laki2 yang aku cinta dan aku sayangi,dia biasa2
saja,dia tdk tampan,dia tdk kaya namun aku sadar cinta tak mengenal itu
semua.
Andai saja dia tahu berapa
berharapnya aku ingin hdup berdmpingan selamanya dengannya,menghabskan
hari2ku dengannya namun semua itu terjadi tdk seperti yang aku
harapkan,cinta dan sayangku tdk seperti yang aku harapkan melainkan
berakhir dg rasa sakit yang ia tingglkn
Dengan
berjalannya waktu aku semakin sadar bahwa dia egois,dan apapun yang aku
lakukan selalu salah di mata dia,awalnya aku belajar tuk mengerti dia
krn ku sadar manusia tdk ada yang sempurna karna ku sadar akupun jauh
dari kesempurnaan krn ksempurnaan hanya milik allah semata
Dan rencana aku menikah dengan
dia yg sudah ada di depan matapun harus kandas,pdahal hub aku dengan dia
akan menikah sudah di ketahui oleh orang tuaku,teman2ku dan
tetangga2u,apa yang akan aku jwb ketika mereka bertanya kenapa aku tdk
jadi menikah? Akupun harus siap dengan cibiran orang
Pada saat aku ptus darinya aku
menangis dan merasa tuhan tidak adil,kmudian aku isi hari2ku dg
kesibukan yang positif,aku lebih dekat lagi dg allah yg selama ini sudah
lama aku jauh darinya,di setiap shalatku tak hentinya aku meminta
kepada allah untuk di berikan kesabaran utk menerima semuanya ini
Dan dengan pertolongan allah
lambat laun aku bisa menerima semua ini dan aku yakin allah telah
menyiapkn jodoh untukku yang manpu membimbingku di jalan allah,dan aku
sadar ini semua sudah kehendak allah,dan kini aku bisa tersenyum kembali
meskipun tanpa dia bahkan sekarang aku bias jauh lebih baik tnpa
dia,dan aku sadar cinta tak harus memiliki
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar