• Cinta Ku SALAH !!!!

    Mataku sembab dan kepalaku terasa berat . Masih membekas sisa tangisku tadi malam.

    “ srek…srek… “ kupaksakan kakiku tuk melangkah . Aku harus segera mandi . Hari ini ada pelajaran akuntansi . Pelajaran yang tak menggunakan ilmu hafalan ini sering membuatku pusing karena harus menghitung uang yang hanya ada dalam bayangan .

    “ Kamu kenapa nduk ? “ Tanya ibu yang heran melihat mataku sembab . Aku hanya diam dan menunduk “ ma’afkan aku bu aku belum siap untuk bercerita tentang masalah ini” gumamku dalam hati . Aku tau ibu pasti mencemaskanku . aku sangat merasa bersalah , tapi aku belum siap mengatakan apa yang terjadi .

    *******

    Pagi ini ku berangkat terlalu awal . Keheningan masih terasa , aku duduk hanya ditemani sinar mentari pagi . Tatap mataku kosong dan beku . Aku tak sanggup menahan air mata ini . Kenangan indah yang selalu menjadi fatamorgana hariku . janjinya yang terlampau manis membuatku terbang dalam angan . Sa’atku sedang bernostalgia dengan kenangan-kenangan indah itu , aku merasa ada yang memanggilku . Ku menoleh pada asal suara itu , “ ehmmm kamu vir .. “gumamku .

    “Ada apa rik , pagi-pagi kok udah nglamun , kesambet cowok ganteng mending tapi kalau sampek kesambet mak lampir itu yang bikin merinding “ xixixixi

    “ aku lagi kesambet kabut vir ,, jadi gelaap “aku berusaha tersenyum meski hatiku sesak. Aku rasa belum sa’atnya dia tahu , meski dia sahabatku tapi terkadang aku masih merasa canggung tuk menceritakan apa yang aku alami .

    “ Kriiiiing …… kriiiiiing…..kriiiiing “ udah bel , masuk yuk vir sebelum mas soher datang dan melayangkan cemetinya “ kami tertawa bersama dan segera masuk ruangan .

    Pelajaran pertama hari ini adalah akuntansi . Bu ana datang agak terlambat . Tapi begitu pelajaran dimulai ,otakku mulai memprogram data tentang perusaha’an dagang meski terkadang loading tapi setidaknya aku bisa sedikit menguasai dan  menyimpanya dalam memori otakku. Bahkan aku lupa kalau hari ini aku sedang ada masalah . Hari ini aku tak begitu lapar , sehingga kuputuskan untuk tetap di dalam kelas.

    “ Uaaaah ,,,,, HHmmm nguantuk banget aku vir ..”gumamku pada vira yang sedang asyik memotong kukunya.

    ‘semalam begadang ya rik,,, ada apa rik ..? cerita donk !!! “

    “Nggak ada apa-apa kok…. “

    “ehmmm mata kamu kok sembab ,, udah nggak usah bohong.kaya sama siapa saja .”

    Aku berfikir sejenak.Tapi ada baiknya aku cerita ke vira.

    “Aku lagi sakit hati vir,,,sebulan yang lalu dia mutusin aku.Ayahnya kan percaya banget sama adat jawa.Katanya aku dan rangga nggak bisa disatuin.Tapi nggak lama setelah itu dia minta balikan meski apapun resikonya dia siap.Aku nggak bisa nolak vir,aku kasih dia kesempatan lagi.aku..”

    “ Trus kenapa kamu menangis ??”potong vira sambil menggenggam tanganku.

    “ Aku bingung vir,kalau aku mau terus bersama sama dia lulus SMA aku harus mau merid sama dia.Kamu kan tau vir aku masih ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ,aku masih ingin membuat ayah dan ibuku bahagia.Tapi aku sayang banget sama rangga vir ..”

    “fikirkan semuanya ini baik-baik,jangan sampai kamu menyesal rik..”vira memelukku erat,dia berusaha menguatkanku agar tetap semangat untuk menuntut ilmu.

    *******

    Hari terus berlalu,waktu terus berjalan.Sudah hampir setahun aku menjalin hubungan dengan rangga.Tapi kebimbangan dalam hatiku masih terus membayang.Aku bingung keputusan apa yang harus ku ambil.Berat rasanya kalau harus melepaskan rangga.Meski dia pencemburu dan mudah marah,dia tak pernah menyakitiku.Aku berharap Tuhan menjodohkan aku dengannya.Banyak yang bilang cinta itu buta,tapi inilah yang aku rasakan sa’at ini.Rasa yang membuatku lupa segalanya.Bahkan larangan orang tuapun tak kita perdulikan.Hingga aku hampir meninggalkan mimpi dan pendidikanku.Cinta memang telah menjadi tabir kebenaran.Cinta bisa membuatku melayang walau ku tak terbang,cinta bisa membuatku mati walau tak membunuh.Yah,,,aku tau aku telah jauh melangkah.Tapi aku takut,takut dalam menghadapi kenyata’an jika aku harus kehilangan rangga.

    Fikirku terus beradu antara keyakinan dan ketidakyakinan.”Drrrrt…..drrrt,,,,” bunyi ponselku memaksaku menghentikan kegaduhan fikiranku.Kulirik layar ponselku,ada sebuah pesan pendek dari mas rangga.

    “Ma’afkan aq Ay,,aq tdk tau apa yg hrs aku lkukn.aku gk bsa mnykti qm.Lnjutkn pndidiknmu.Aku kan sll mendo’aknmu..Smg kamu mndpt yg lbh baik drku..AMIN..’’

    “Apa mksd mas?? Pa hrs kita akhri smuanya smpai dsni.apa hny ini blsn dr pngrbnanaku slma ini.Bknnya mas tlah brjnji akn mnjdikn q wnita trkhr dlm hdup mas dan mas jga berjnji akn mmperjuangkn cnt qt smpai ada restu.”Jariku cepat menekan tuts.Secepat detakkan jantungku yang terguncang

    “bkn aq tak mau mnepati jnji.tp aq t tga jka Ay trus trlka krn cnt qt yg t drestui.Prcyalah ay pa pun kptusn ayh ay itu yg trbaik bwt ay.jgn kcwakn ortu dan aq ay.Aq hny mnta ay jgn mncri pcr dlu sblum ay skses.raihlah mmpi” ay.aq t kn prnh mlupkn ay.Pa yg ay rsakn aq jga rsakn ay.”Aku tak membalas pesan singkat mas rangga.Aku merasakan sesak dalam hatiku.Rasa sakit yang belum pernah aku rasakan.

    “Ya ALLOh…hu Ya Robbi…Ya ALLOh…hu Ya robbi”Ponselku berdering keras.Sekeras rintihan hatiku,Ku picingkan mataku,terlihat ada panggilan masuk dari mas rangga.

    “hiks…hiks,,,hiks..a-aa-da a-apa mas”suaraku terbata.Bibirku bergetar,aku seakan tak bisa berucap lagi.

    “A-a-ay…aku pngen kita bertemu besok.tunggu aq jam 8 pagi y ay .. Hiks..hiks..”terdengar dari seberang suara mas rangga terbata.Dia menangis…aku mengerti dia juga merasakan apa yang aku rasakan.

    “In-sya- A-lloh Mas…kita bicarakan semuanya besok y mas..ASSALAMUALAIKUM ..KLIk”ku matikan ponselku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu. Aku merasa tak ada lagi yang bisa kulakukan, aku hanya diam dan meratapi apa yang telah terjadi. Dia yang membuatku berharap, dia pula yang menjatuhkan harapan itu. Dengan janji-janiji indahnya itu gadis SMA yang masih lugu ini merasa tertipu. Hingga membuatnya enggan mengenal cinta. Cinta yang indah namun juga menyakitkan. Entahlah apa sebenarnya cinta itu. Aku hanya ingin membuang rasa itu dari hatiku saat ini.

    ********

    Berkali-kali mas Rangga mencoba menghubungi dan menemuiku, tapi aku tak menggubrisnya. Banyak temanku yang menyarankan agar aku konsentrasi dulu untuk UAN yang sudah didekat mata. Aku tak mau mengecewakan orang tuaku yang telah banyak berkorban untukku. Hingga sore itu kudengar kabar bahwa mas Rangga kecelakaan. Tak dapat kupungkiri bahwa hati di kecilku masih tersimpan rasa simpati untuknya. Namun aku benci saat ingat dia memberiku pilihan untuk menikah dengannya atau melanjutkan kuliah dan yang akhirnya dia sendiri yang memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan denganku, meski aku tau niatnya baik meninggalkanku hanya agar aku tetap melanjutkan pendidikan. Tapi aku benci jika aku mengingat manisnya janji-janji yang ia rangkai dan ia pula yang menghancurkannya. Aku ingin menjenguknya tapi itu tidak mungkin, aku tau orang tuaku pasti tidak mengizinkan. Bukan masalah social ekonomi namun karena aku masih terlalu muda untuk mengenal cinta, toh dalam islam gak ada yang namanya pacaran. Itulah yang selalu aku dengar dari ayah dan ibu tiap kali kutanya kenapa aku dilarang pacaran. Padahal banyak teman-temanku yang seusiaku diizinkan pacaran oleh kedua orang tuanya. Sore itu kuberanikan diri untuk berbicara kepada ibuku tentang apa yang terjadi dan niatku untuk menjenguk mas Rangga.

    “nduk,,, tlf ayahmu tanyakan pada ayahmu.selama ini ibu sering menasehatimu tapi tak pernah kau dengarkan…”Ucapan ibu membuat lututku terasa bergetar. Tubuhku lemas, tanpa terasa air mata ini membasahi kedua pipiku. Hanya karena butannya aku terhadap cinta kaum adam, membuatku hampir menjadi anak durhaka. Tak pernah kudengarkan nasehat ibu kalau islam itu tak pernah mengajarkan pacaran. Aku merasa malu dengan jilbabku. Aku belum bisa menjadi wanita muslimah sejati. Kupeluk erat ibuku. Tubuhku bergunjang hebat, tapi ibu tetap membelai lembut rambutku yang terbalut jilbab panjang yang basah akan hujan air mata.

    “Ma’afkan Rika Ibuuu,,,hiks,,hiks,,,”

    “tlf ayahmu nduk,,mintalah ma’af juga pada ayahmu. Ayahmu diperantauan tak pernah berhenti memikirkan kita terutama kamu yang mulai beranjak dewasa.”aku hanya mampu menganggukkan kepala. Bibirku tak mampu untuk berkata. Hati ini terasa teramat sakit. Bergegas aku tlf ayah, aku minta maaf atas apa yang telah kuperbuat. Belum lagi nilai sekolahku yang turun karena kurang fokusnya fikiranku pada pelajaran. Tak ku dengar nada marah dari ayahku. Tuturnya masih begitu lembut seperti biasanya. Beliau hanya mengatakan bahwa wajar jika aku bersikap demikian karena salah itu manusiawi. Ayah hanya menasehatiku agar bisa belajar berfikir lebih dewasa lagi.

    “nduuk,,,ayah jauh. Maafkan ayah yang tidak selalu bisa menemani dan memantau hari-harimu. Tapi satu hal yang ayah pinta jangan pernah menjauhkan dirimu dari ALLAH. Datanglah kepadaNYA dalam kondisi apapun. Saat kamu bahagia, susah, sedih maupun terhimpit berbagai persoalan dunia. Jangan pernah merasa lelah untuk selalu belajar agama. Seimbangkanlah hidupmu antara urusan dunia dan akhirat. Maka jika itu kamu lakukan kamu akan tau cinta yang bagaimana yang seharusnya untuk makhlukNYA dan cinta yang bagaimana yang untukNYA. Teruslah belajar mencintaiNYA melebihi apapun yang ada didunia ini.” Pesan ayah membuatku merasa malu. Selama ini aku hanya asyik dengan duniaku sendiri. Bahkan aku telah menduakan cintaNYA.”Ya Allah,,,ampuni aku. Kumohon bimbing aku untuk selalu mencintaiMU” rintih hati kecilku.

    *****

    Aku ambil air wudhu ku lantunkan ayat-ayatNYA.Yah,,aku tau aku terlalu tenggelam dalam cinta.Malam ini ku renungkan apa yang terjadi.Sekilas teringat pesan-pesan guruku dan orang tuaku dalam memori otakku.”ORANG YANG JATUH PASTI SAKIT,,termasuk jatuh cinta”itulah kata guru bahasa indonesiaku pada sela-sela jam pelajarannya.Aku juga teringat pesan guru bahasa arabku “Apabila apa yg kita cintai itu hilang pasti Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi”.Guru matematikaku juga bilang”Jadilah org yang dihrgai karena ilmu”.Beribu pesan yang terekam dalam memory otakku.Terdengar samar bisikkan ayahku sa’at akan mencari rizki ke negri sebrang”jika ayah pulang kelak ayah ingin melihat anak ayah menjadi sarjana,agar pengorbanan ayah ini tak sia-sia’.Teringat sekilas lambaian tangan ayah sa’at akan meninggalkan aku dan ibu untuk pergi berjuang.Berjuang menahan gejolak rindu yang teramat dalam diperantauan.Berjuang menahan kerasnya hidup hanya agar aku masih bisa mengenyam pendidikan. kaum adam hampir saja menghapus rasa cinta dan peduliku kepada ayah dan ibu.aku telah dibutakan cinta.Aku merasa kerdil dihadapanNYA.Karena aku belum bisa menyempurnakan cintaku padaNYA.Seharusnya aku mengamalkan apa yang pernah aku dapatkan,karena seharusnya cintaku kepada ALLOH melebihi cintaku kepada yang lain.Ya ALLOh ma’afkan aku ( jerit hati kecilku sembari kulantunkan ayat-ayat suciNYA).

    0 komentar

  • No Problemm !!!


    Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya masing-masing. Begitu juga dengan Arei yang keluar dari kelas XI IPA 3 langsung meluncur ke kelas XI IPS 1 kelas Riezka, sahabatnya sejak SMP.

    “Riez ayo cabut. Entar ke toko buku sekalian ya.” Kata Arei setelah berdiri di depan bangku Riezka.

    “Nggak bisa Rei, pulang sendiri aja ya.Riko pengen pulang bareng sama gue. Katanya ada yang mau 

    “Yah,,,,Riko lagi, kemarin juga gitu. Masak setiap pulang aku harus jalan sendiri?” tanyanya mulai jengkel.

    “Ya loe cari pacar dong. Jangan cuma bisanya belajar mulu. Hari gini nggak punya pacar, apa kata manusia? Nggak gaul deh loe. Udah ya Rei, Riko dah nungguin gue di parkiran nih. Daah sayang...” ucapnya sebelum meninggalkan Arei.

    Semua penghuni SMA Nusa tau persis siapa Arei. Gadis bernama lengkap Anarei Vinerose berkulit sawo matang dan berparas manis yang sering mengikuti segala event olympiade membuatnya cukup terkenal di SMA Nusa. Dan yang membuatnya lebih terkenal karena ia satu-satunya gadis populer yang belum punya pacar sendiri. Yang biasanya anak popular mempunyai segudang pacar, tapi Arei tidak satupun. Padahal banyak juga laki-laki yang menaruh hati padanya. Tapi baru ada cowok yang mau PDKT, Arei sudah ngacir duluan. Sampai-sampai semua anak SMA Nusa menobatkannya sebagai Miss Anti Pacaran.

    Sepanjang jalan Arei komat-kamit sendiri. Orang yang salah sangka bakal ngira kalau itu anak apa punya gangguan mental pada otaknya? Sampainya di rumah Arei langsung menghambur di atas tempat tidurnya.


    Kantin sekolah menjadi tempat favorit para siswa untuk mengisi kembali energi yang telah terkuras habis selama pelajaran di dalam kelas. Arei dan Riezka menikmati semangkuk bakso panas di bawah pohon cemara. Muka Arei masih tekuk-tekukan. Semalaman Arei nggak bisa tidur karena ada sesuatu hal yang mengganggu pikirannya.

    “ Rei kenapa loe? Lecek banget itu muka. Belum Loe setrika tadi pagi?” Kata Riezka setelah menyeruput es jeruknya.

    “ nggak kenapa-kenapa. Lagi bosen aja Riez.” Jawab Arei sekenanya.

    “ Sayang…..” dari kejauhan terlihat Riko memanggil Riezka.

    Arei tak habis pikir, kok ya mereka dengan santainya sayang-sayangan di depan umum, nggak malu apa ya.

    “ Nanti jangan pulang dulu ya, liat aku tanding basket. Aku butuh banget support dari kamu Say. Karena setiap ngeliat kamu semangatku semakin terpacu.” kata Riko setelah duduk di depan Riezka. Riezka hanya menganggukkan kepala dan tersenyum manis, tandanya dia mau.

    “Ihhcc gombal banget sieh kata-kata Riko. Riezka juga mau gitu aja, padahal Riezka sudah janji denganku sebelumnya.” batin Arei sedikit kesal.

     Arei memakan baksonya dengan kesal sehingga membuat Riezka dan Riko aneh melihatnya. “Pulang bareng lagi Riez, yah…. batal lagi kita ke Toko Buku GM.”

    “Nanti juga ada Dava lho Rei. Dia bakalan seneng kalau loe ikut nonton.” kata Riko pada Arei yang masih mengunyah baksonya.

    “So what??”

    “Dari pada ke toko buku mending liat Dava tanding.” Ujar Riko.

    “Itu kamu Ko, bukan aku.”

    “Kenapa loe nggak bisa peka dikit aja Rei. Dava itu kayaknya cinta mati sama loe. Harusnya loe itu bersyukur dicintai cowok kayak Dava. Itu kesempatan loe untuk punya pacar.” Jelas Riezka yang disertai anggukan kepala Riko.

    “Apa kamu ini punya kelainan ya Rei. Masak sama cowok kayak Dava nggak mau.” Tuduh Riko cuma bercanda.

    Arei tersedak mendengar candaan Riko. “Huuu… gila kamu Ko, gini-gini aku masih normal, masih suka sama cowok. Tapi sekarang aku lebih fokus ke sekolah dulu.”

    “Lagian kurang apa si Dava. Tampang OK, populer, terus kaya, iya nggak Say.” Jelas Riezka kembali yang juga disertai anggukan kepala Riko.

    Cowok yang sedang dibicarakan kini melangkahkan kaki menuju tempat Arei, Riezka, dan Riko. “Wah ngumpul-ngumpul nggak ngajak-ngajak Loe Rik.” Katanya basa-basi.

    “He.emb Riez emang dia kaya…..Kaya Monyet.” Sambungnya kembali sembari meninggalkan Riezka dan Riko.

    Dava yang baru datang nggak mengerti apa maksud perkataan Arei. “Arei kenapa sih nggak mau gue deketin. Bantuin gue dong Riez, loe kan sohibnya.”

    Riezka dan Riko hanya mengangkat bahu.
                                                                                  -- 

    Akhir-akhir ini Arei sering melamun sendiri. Perkataan Riezka membuat syaraf otaknya agak terganggu. Arei malah jadi malas belajar dan kerjaannya setiap malam hanya berdiri di depan kaca. Ngomong dengan bayangannya sendiri. Dan omongannya selalu sama.

    “Aku pantes nggak sieh punya pacar. Salah nggak sieh?” tanyanya pada bayangannya sendiri.

    “Kayaknya sieh pantes-pantes aja. Tapi nanti gimana dengan sekolahku? Gimana kalau nilai ku merosot?”

    “Tapi kata Riezka ada benernya juga. Masak aku belum punya pacar juga. Apa aku coba deketin Dava aja kali yaa???”

    “Haaaaahhhh....... aku pengen punya pacar, tapi aku takut pacaran....” teriak Arei tanpa sadar.

    “Arei... tidurrrrrrr!!!!!!” teriak mama Arei dari ruang keluarga.

    Mendengar teriakan mamanya Arei segera naik ke tempat tidurnya, tapi sebelumnya Arei menulis di selembar kertas yang kemudian di tempel di meja belajarnya.

    “ Pokonya itu targetku kali ini!!” ucapnya sebelum menutup matanya.

                                                                                       --

    Pagi ini Arei nggak sempat sarapan di rumah. Sampai di sekolah ia langsung ngacir ke kantin mengisi perutnya yang sedari tadi berteriak minta makan. Di kantin Arei bertemu dengan Dava. “Kesempatan” batin  Arei.

    Tapi begitu Dava duduk didekatnya, Arei malah berdiri meninggalkannya dengan muka kesal. Rasa ilfeel itu kembali muncul.

    “ Aduh kenapa aku begini sieh? Dia udah ngedeketin aku, tapi akunya malah lari.. bego’ banget.” Ucap Arei menyalahkan dirinya.

    Ketika sampai di kelasnya Arei terkejut dengan keadaan kelas yang tenang. Dilihat teman-temannya belajar dengan serius.

    “ Emang ada ulangan hari ini, Sa?” Tanya Arei kepada Nisa teman sebangkunya.

    “ Arei,…., kamu lupa kalau bu Mega bilang akhir-akhir ini sebelum semesteran akan diadakan ulangan fisika? Hari ini kan ada pelajarannya Rei.” Terang Nisa kaget melihat sikap Arei yang tidak seperti biasanya.

    Arei sama sekali tidak ingat kalau bu Mega pernah bilang begitu. Akhir-akhir ini dia juga malas belajar. Arei  mengeluarkan bukunya dan segera menghafalkan rumus-rumus fisika. Belum lima menit belajar, Bu Mega datang dan menyuruh semua siswa memasukkan buku catatan mereka ke dalam tas.

    “10 soal essay harus di kerjakan dalam waktu 45 menit. Menurut Arei soal tersebut sangat susah, padahal soal seperti itu di ulangan –ulangan sebelumnya sangat mudah ia kerjakan. Sampai menit ke 20 Arei baru mengerjakan 3 soal dari 10 soal tersebut. Hampir separuh dari temannya di kelas sudah mengumpulkan lembar jawabannya. Tinggal beberapa anak yang belum mengumpulkannya, termasuk Arei. Rumus-rumus fisika yang ada di otaknya serasa hilang dan berganti dengan rumus-rumus cinta yang tak tau dari mana asalnya.

    Saking pusingnya menjawab soal ulangan, Arei malah mencoret-coretnya dengan tulisan yang acak-acakan. Nisa yang melihatnya merasa aneh. Nggak biasanya Arei sampai sebingung ini menjawab soal ulangan, sekalipun ia nggak belajar.

    “ Rei kurang 10 menit waktunya.” Kata Nisa pelan, mengingatkan Arei yang masih asik mencoret-coret jawabannya.

    “ Hahhc,..,” Arei makin panik nggak tau harus diisi apa lembar jawabnya.

    Waktu habis. Terpaksa lembar jawab ulangan Arei harus dikumpulkan. Hanya 5 soal yang baru di selesaikannya. 5 soal lainnya masih belum terjawab. Bu Mega yang melihat lembar jawab Arei hanya menggelengkan kepala, tak percaya siswanya yang biasanya mendapat nilai paling bagus di kelas, akhir-akhir ini sering mendapat nilai yang begitu memalukan.

    “ Arei, kenapa nilai kamu jadi buruk begini? Bukan hanya di pelajaran saya, tapi di pelajaran guru yang lain juga. Kalau kamu nggak bisa mempertahankan nilaimu, tahun ajaran berikutnya kemungkinan beasiswa kamu akan dicabut.” Terang bu Mega mengingatkan Arei.

    “ Iya bu, saya akan berusaha belajar lebih giat lagi.” Saantero kelas memandangi Arei dengan muka bingung.

    Nisa yang ada dibangkunya, masih menunggu penjelasan dari Arei. “ Rei, kamu kenapa?”

    “ Aku lagi bingung dengan diriku sendiri. Dengan perkataan Riezka juga. Katanya aku ini nggak gaul. Sampai sekarang aku nggak punya pacar, padahal aku punya kelebihan yang begitu banyak. Tapi rasanya aku takut punya pacar, karna aku takut saat aku pacaran banyak sifat dari diriku yang berubah.” Jelas Arei menceritakan semua beban yang ada di otaknya kepada Nisa.

    “ Memang sieh Rei pacaran itu menjadi hal wajib bagi remaja sekarang. Tapi hal itu nggak berlaku buatku. Aku sama sepertimu, aku kepingin punya pacar tapi aku takut ada yang berubah dengan diriku. Sekarang gini Rei, kita masih pelajar jadi kebutuhan kita nomer satu adalah belajar. Menurut kamu jika kamu pacaran akan membawa pengaruh negative, membuat kamu hancur, lebih baik tidak usah saja, mantabkan diri kamu dulu. Lagian Rei kata Riezka itu belum tentu benar, kalau nggak punya pacar itu nggak gaul. Kamu bisa jadi gaul tanpa pacaran, dengan cara meningkatkan prestasi kamu di sekolah.” Nasehat Nisa kepada Arei.

    Arei menimbang-nimbang perkataan Nisa.“ Mungkin nasehat kamu ada benarnya juga. Mending aku lebih meningkatkan prestasiku, daripada pacaran. Belum pacaran aja aku udah drop begini, apalagi ntar pas pacaran beneran, bisa-bisa nilaiku semakin jelek dari yang ini.”

    “ Jadilah diri kamu sendiri, karna hanya kamulah yang dapat memahami dirimu sendiri. Dengarkan hati kamu sendiri.” Kata Nisa lagi yang kemudian di sambung dengan tawa kecil Arei.

    Nisa memang beda dengan Riezka. Riezka yang sahabatnya malah menyuruhnya pacaran, tapi Nisa yang hanya teman sebangkunya menyuruhnya ke hal yang positif. Sekarang tekanan yang ada di pikirannya agak berkurang.

    Nggak disangka Arei sebelumnya. Keluar dari kelas Arei dikejutkan dengan sosok Dava yang berdiri di samping pintu dan menarik tangannya.

    “Mau ngobrol bentar aja. Boleh ya…” ucap Dava memohon.

    Kali ini Arei tidak lari lagi. Dia menganggukkan kepala dan tersenyum. Mereka berjalan di teras dekat taman sekolah.

    “Mau ngomong apaan Dav?”

    “Kamu tau kan kalau aku suka sama kamu. Kenapa sih kalau aku mendekat kamu selalu menjauh. Kalau kamu nggak suka sama aku ok, nggak apa, asalkan kamu jangan ngehindar dari aku. Setidaknya aku bisa jadi temanmu kalau aku nggak bisa jadi pacarmu.” Terang Dava panjang lebar yang membuat Arei sedikit malu.

    Gimana nggak, selama ini emang sikap Arei jadi aneh semenjak Dava bolak-balik nembak dia.

    “Hhehe.. maaf Dav, kalau sikapku buruk. Tapi semua itu aku lakuin karena ilfeel sama kamu yang selalu nembak aku. Sekarang ini aku bener-bener focus sama sekolah, kamu bisa ngerti kan. Aku mau temenan sama kamu yaa asalkan nggak ada acara tembak-tembakan lagi.”

    Dava bisa mengerti itu. Jadi teman sudah cukup baginya, daripada harus dijauhi Arei yang setiap kali bertemu dirinya langsung ngabur.

    Akhirnya masalah ini terselesaikan, lega rasanya. Tanpa pacaran kayaknya dia masih bisa hidup. Kertas kecil yang tertempel di meja belajarnya sekarang berganti dengan kertas lain. Target yang lebih menjamin di masa depan ketimbang pacaran.

    Kini perkataan Riezka tentang pacaran dianggap angin lalu bagi Arei. Sekarang yang ada di pikirannya cuma ada kata-kata Nisa yang menyuruhnya menjadi diri sendiri.

    Biarpun kelihatannya kayak anak kuper, nggak elit karena nggak punya pacar, itu nggak jadi beban buat Arei.

    “ Nggak punya pacar?? No problem. I’m single I’m very happy ” ucap Arei di depan kaca sambil merobek kertas yang berwarna pink.

    dia tunjukin ke gue. Masak gue tolak, kan kasihan dia.” jawaban yang sama setiap kali Arei mengajaknya pulang bareng.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    BBS FAJAR SHOBIH™ Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan